Minggu, 18 April 2010

karang sawah

karang sawah ialah nam salah satu desa di Kecamatan Tonjong Kabupaten Brebes, asal mula Desa Karang sawah adalah perpindahan dari Kutamendala, karena pertambahan jumlah penduduk maka lahan persawahan dan kebun dijadikan pemukiman. nama karang sawah diambil dari dua kata karang dan swah, karang adalah tempat pembakaran kapur, dan sawah adalah tempat untuk menanam tanaman padi, dari dua kata tersebut maka lahir nama karang sawah. sekitar tahun 50 sampai 60 an nama karang sawah dipakai sebagai nama desa, meski nama untuk Kelurahannya tetap Kutamendala, keberadaan Karang sawah yaitu melingkupi beberapa dusun yang ada di Kelurahan Kutamendala, Karang sawah di sebut untuk nama keseluruhan dari beberapa dusun tersebut atau biasa di sebut Komplek. Di Karang sawah Fasilitas Listrik masuk tahun 80 an, Sekolah dasar Negeri Kutamendala ada 6 SD, 2 madrasah Diniyah dan 1 Mts madrasah tsanawiyah, tahun 200 an ada SMK negeri Tonjong yang ada di Karang sawah, setiap Dusun atau Komplek yang besar dan jumlah penduduknya banyak memilik sarana Ibadah. karena mayoritas penduduknya beragama Islam, maka jumlah Masjid di Karang sawah lebih banyak dari tempat ibadah lainnya, jumalh Masjid di karang sawah ada 9 dan 1 gereja.

Senin, 05 April 2010

KUTAMENDALA

Arti kutamendala ; kutamendala adalah nama salah satu Kelurahan di bagian selatan Kabupaten Brebes, Kutamendala terdiri dari dua kata yaitu KUTA dan MANDALA.
Kuta artinya batas atau sesuatu yang telah dibatasi jarak dan tempatnya sedangkan Mandala menurut versi pewayangan/Jawa, adalah hasta brata yang merupakan perumpamaan dari sebuah kekuatan yang menyebar keseluruh (delapan) penjuru angin, untuk menumpas segala bentuk kejahatan dan angkara murka. versi bahasa sansekerta adalah suatu pusat kekuatan atau (energy positive) yang bermuatan " MAGIC " dan yang bergerak keluar membentuk pusaran, menyebar, meluas dan meluas tanpa batas.

kutamandala disebut kutamendala, karena lidah orang Brebes lebih mudah untuk mengucapkannya, di Kelurahan Kutamendala ada beberapa bagian wilayah perdukuhan atau lebih sering disebut komplek, komplek pertama dan tertua adalah Kutamendala, lalu Balongsari atau Tangsi baru,Karang sawah utara, Pandansari, Alfalah, Kutalembang, Karang asem, sidodadi, Pekandangan adalah komplek paling timur, sebelah selatan ada Purwosari dan Dukuh satir, diujung barat ada Gardu dan kengbeng. dari dua belas Komplek tadi sekarang ada beberapa Komplek baru karena beriring waktu dan populasi penduduk, lahan, pekarangan, bahkan sawah kini banyak menjadi perumahan yang pada akhirnya mereka menamainya Komplek karena tiap tahun bertambah jumlahnya.

Di sebelah selatan antara Sidodadi, Purwosari dan Dukuhsatir ada yang menyebut Undungundung, di sebelah barat Pandansari ada Gunung pandan, di Gardu ada Krompot, Kubang kelong, dan Gili putih.
Masyarakat Kutamendala adalh Petani, namun seiring semakin sedikit lahan persawahan karena untuk perumahan, kini banyak warganya yang menjadi perantau, paling banyak Massanya adalah di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya, ada juga di Manado, Lombok, Jambi, Irian Jaya, dan Daerah lainnya, namun yang disebut tadi jumlahnya lumayan banyak, di Sumatera juga ada sejak adanya musim Transmigrasi tahun 80 an. Di perantauan selain Jakarta kebanyakan mereka menjadi Pedagang Jamu tradisional, dan makanan, kecuali di Sumatera yang transmigran mereka bertani.

Kelurahan Kutamendala diapit tiga Sungai, sebelah utara Sungai Prukpuk, di tengah Sungai Kali pedes, dan di selatan sungai Gelagah, pertemuan tiga sungai tersebut ada di Kali Pemali. Juga di apit oleh Gunung yang bukan Gunung berapi, Gunung Anjing, Gunung Pandan, dan Gunung Menjangan.
demikian sekelumit kisah tentang KUTAMENDALA.