Selasa, 28 Desember 2010

CATATAN PANJANG DARI HIDUP YANG PANJANG IV

Untuk memenuhi catatan panjang dari hidup yang pendek manusia ingin berubah, dari tidak bsa duduk ,makan sendiri sampai berlari. mengejar apapun yang ingin dikejar meski yang dikejar tidak pernah lari dan tetap tidak terkejar. Mencoba berubah itu yang selalu dilakukan manusia dimanapun berada, perubahan adalah proses alamiah, semua makhluk hidup pasti mengalami perubahan. Manusia dari tidak ada menjadi ada, lalu kembali tidak ada, begitupun dengan makhluk hidup yang lain. Setiap yang bernyawa pasti akan mati, itu sudah menjadi Sunatullah atau hukum alam kehidupan.



Seorang manusia dilahirkan dari rahim Ibunya dengan keadaan telanjang dan menangis ketika jasadnya hadir di dunia. Dalam ketidak tahuan sang bayi hanya bisa menangis dan bernafas, setelah sekian tahun alam ikut membimbingnya dan menjadi manusia seutuhnya. Proses perubahan dari hanya menangis sampai mampu berfikir, mutlak dibutuhkan setiap mkhluk hidup. Dari tidak tahu menjadi tahu, dari bayi menjadi remaja dan tua, begitupun tumbuhan, dari tunas atau biji menjadi batang, daun dan sampai menjadi pohon yang rindang dan berbuah. Setiap manusia yang berfikir pasti menginginkan perubahan dalam hidupnya.



Banyak keinginan manusia, sebab Tuhan telah memberinya akal untuk berfikir, untuk merubah dirinya, dari bodoh menjadi pandai, dari tidak baik menjadi baik dan berbagai macam keinginan di setiap kepala manusia. Perjalanan hidup manusia tidak lepas dari jenisnya atau lebih di kenal dengan lingkungannya, tidak ada dalam sejarah manusia yang mampu bertahan hidup seorang diri. Berinteraksi dengan orang lain adalah suatu keharusan untuk mencapai tujuan dan harapan yang ada dalam Fikirannya.



Dalam setiap lingkungan manusia Tuhan akan memberi sosok manusia yang di beri keistimewaan tersendiri, baik dalam kepandaian atau yang lainnya. Salah satu tujuannya agar pesan dari Tuhan tersampaikan kepada manusia yang lain, supaya hidup manusia lebih baik. Setiap ada sekumpulan manusia pasti akan lahir manusia yang lebih baik dalam fisik maupun fikirannya melebihi yang lain, dari situlah pesan Tuhan akan tersampaikan dan di dengar oleh orang banyak, kata dan perbuatannya akan diikuti oleh yang lain. Banyak sebutan untuk orang-orang istimewa dimuka bumi ini, Nabi, Rasul, Dewa, Presiden dan lain sebagainya. Berawal dari beberapa orang dengan satu pemikiran yang sama, maka akan lahir sebuah komunitas atau perkumpulan bahkan Negara. Fenomena semacam itu telah ada sejak manusia pertama hadir di bumi ini, meskipun sejarah tidak mencatat seluruhnya. Catatan panjang hidup seseorang berbeda satu dengan yang lainnya. catatlah sejarah dirimu sendiri apabila itu memang perlu.

Senin, 27 Desember 2010

CATATAN PANJANG DARI HIDUP YANG PENDEK III

Catatan hidup kembali menemui angin untuk mempertanyakan sampai dimana pemberhentian terakhirnya. Angin tak menjawab sebab angin tak pernah menyimpan catatan, angin menyarankan bertanya pada awan, datanglah awan dengan bergulung gulung pucat masam sebab senja mulai datang, gelapnya membingungkan mana awan dan mana senja, awan ditanya tak menjawab, hanya jari telunjuknya menunjuk kebawah, mungkin tanah yang di maksud awan, di tanya tanah dan tanah menangis terisak sebab awan menggodanya di senja hari dengan membawa banyak air di pundaknya pertanda hujan akan turun, tanah mengepalkan tangan pada awan sebab malam ini ingin kehangatan, tanah masih becek sebab semalam hujan berjam jam, diatas sana awan terkekeh kekeh pada tanah, lalu tanah hanya bisa bergumam tak menjawab pertanyaan. catatan hidup tak bisa berlari sebab kaki tetap menginjak bumi yang masih becek sisa hujan semalam.



Hari datang lagi pagi, pagi berjalan menuju siang, lalu siang menyapa senja, dan senja serahkan kepada malam, begitu setiap hari tak lelah selama berabad abad. berderet deret catatan catatan hidup manusia, diiringi senyum, tangis, bahkan darah untuk mengotori tanah meski tak seharusnya tanah meminum darah tersebut, namun dengan terpaksa menelannya meski pahit di seratai kutukan dan cacian bertubi tubi menimpanya, padahal tak pernah ada keinginan tanah untuk meminum darah, darah sendiri yang tumpah saat tanah menganga akibat ulah manusia yang seakan akan bangga mapu menumpahkan darah, tak berarti lagi air mata, setelah darah musnah, nyawa melayang, dan kembali tanah menelan jasad manusia setalah digali lalu di timbun lagi, tanah luka tanpa tahu itu luka, sebab lukanya tanah tak meneteskan darah, tanah tetap menyimpan mata air, untuk di minum jernihnya oleh manusia dan tanah di paksa meminum sisanya, penuh sampah dan rasa yang tak mau di rasakan oleh manusia.



tanah tak pernah protes, meski setiap hari anak anak tanah yaitu debu saat bermain main senantiasa terusik dan di singkirkan, jangankan menempel di meja sang penguasa, diatas kloset pun tidak boleh, tanah tak menangis sebab tanah tak punya air mata, yang ia punyai hanya mata air yang selalu sejuk, nikmat untuk melegakan setiap tenggorokan makhluk hidup, dan manusia selalu serakah tentang apapun, mata air adalah milik tanah namun kepemilikannya diakui manusia, tanah tak berdemo minta keadilan manusia, tak menuntut pada pemilik mata air yang sebenarnya hanya tinggal menikmati dari timba timba kerakusannya, demi perutnya yang tak pernah mau puas meski ratusan sumur telah diminum semua airnya.



Catatan kehidupan berputar putar, antara air, tanah, api dan udara, dan delapan penjuru angin. berjalan semaunya beristirahat sesukanya, dan berlari meski kaki tak kuat lagi berlari, merangkul meski tangan tak sanggup lagi menggenggam. Catatan itu melayang layang bertanya sampai dimana dan sampai kapan tercatat, semua tak ada yang mampu menjawab, catatan istirahat memenuhi panggilan isi perut yang mulai lapar dan otak mulai jengah dengan apa yang setiap waktu pelaku catatan tak sadar apa yang telah di catatkan.

CATATAN PANJANG DARI HIDUP YANG PENDEK II

Panjang dan pendek sesuatu kadang bukan tergantung jarak atau waktu apalagi hitungan matematika dan fisika, bisa bikin pusing. Sesuatu di sebut panjang karena ada yang pendek, begitu juga sebaliknya, namun dalam kehidupan manusia pajang dan pendek tidak selalu sama, tergantung kapan dan dmana dia berbicara dan dengan siapa mengatakannya, saat seorang bawahan menghadap atau ingin bertemu atasannya, meski dia telah berjam jam, bahkan berhari hari baru bisa ketemu, dia mengatakan waktunya sebentar tidak panjang, sebab setelah bertemu dengan atasannya gaji dan pangkatnya naik. Suatu ketika di tempat umum saat bersama atasannya, tiba tiba perutnya mules dan tidak bisa ditahan lagi. Saat masuk WC umum semua penuh, sambil menahan rasa yang nkmat dengan senyum dipaksakan dan tidak bisa marah sebab itu milik umum, dan orang yang ada di dalam berhak memakainya selama dia suka karena datang lebih dahulu, sebenarnya tidak sampai satu jam dia menunggu, tetapi dalam hati dan mulutnya mengatakan " lama banget sih " saat selesai dari buang hajat dan bertemu atasannya, gaji dan pangkatnya di turunkan sebab atasannya tidak jadi bertemu rekan bisnisnya karena menunggu bawahannya yang sedang di toilet.



Rentetan tulisan dalam kehidupan beraneka ragam seperti palangi setelah hujan di sore hari dimusim hujan. Jalan dan tulisan hidup seseorang berbeda dan tak ada yang bisa menuliskannya, meski banyak otobiografi para tokoh, tapi saya yakin tidak benar seratus persen. Hidup manusia disebut panjang dan pendek seperti tulisan dalam buku tulis. Pada saat pelajaran yang disukai, menulis berlembar lembarpun terasa enak dan nikmat bertemu gurunya, namun saat pelajaran itu tak disukai jangankan menulis selembar, satu barispun jari terasa berat mengangkat, waktu terasa lambat berjalan meskipun jam pelajaran adalah sama. Dalam sejarah belum ada manusia yang mampu menulis sejarahnya sendiri. Awalnya judul tulisan ini adalah " TULISAN PENDEK DARI HIDUP YANG PANJANG" namun setelah dicermati sedikit dengan perasaan di pilih judul sebaliknya. Tulisan bisa berumur panjang jika di jaga dan di pelihara oleh manusia dan alam, hidup manusia semakin bertambah tahun semakin pendek, umur manusia setelah jamannya Nabi Muhammad belum ada yang menembus angka 200, paling lama seratus tahun itupun sudah pikun. Sebenarnya hidup yang pendek juga kata masih umum belum atau bukan untuk manusia, namun, lebih bercerita kisah manusia, dan banyak manusia mengatakan hidup ini pendek. Keduanya dalam hukum sepakbola adalah seri Tulisan dan Hidup adalah sama panjang dan pendeknya.



Saat ini bulan Syawal tinggal 3 jam lagi. Keponakan saya mengatakan Magribnya lama, sudah tidak tahan ingin menikmati ketupat dan ayam opor, Ibunya mengatakan sebentar lagi Magrib, satu kali adzan maka Lebaran pun datang,sebenarnya dia kesal karena api kompornya tak mau besar. Tetangga saya mengatakan, tidak terasa puasa tinggal beberapa jam lagi, waktu begitu cepat berlalu, datang lagi teman saya mengatakan bahwa dirinya dari pasar, saat mau pulang hujan datang, hujan lama sekali reda. Padahal hujan hanya satu jam. Tidak ada panjang dan pendek yang pasti dalam kehidupan, saat mudik antara yang menggunakan, sepeda motor dan mobil ceritanya berbeda meskipun jarak yang di tempuh sama, dan akan berbeda lagi dengan cerita yang menggunakan pesawat terbang. Seperti tahun tahun sebelumnya ucapan mohon maaf lahir dan bathin bertebaran dimana mana. Mudah sekali mengucapkan maaf dan mengharap maaf, sampai batin pula. Meminta maaf kadang ada yang pakai wasilah atau calo, atau apapun itu namanya agar di maafkan. Bahkan tuhan pun kadang diperintah agar dosanya dengan orang lain dimaafkan.



Menulis mohon maaf lahir dan bathin sangatlah mudah bagi orang yang bisa menulis dan membaca, namun bagi kedua orang tua saya itu pekerjaan yang sulit sekali. Mereka lebih memilih meminta maaf dengan berjabat tangan, menangis langsung atau berkunjung kerumahnya dan menunggu sampai bertemu orangnya. Memang antara meminta dan memberi katanya lebih mulia yang memberi, namun apakah hina orang yang meminta maaf. Dalam beberapa buku dan ucapan sering atau mungkin pernah dengar dan baca kalimat ini, tangan diatas lebih baik dari tangan di bawah, saat tangan kanan memberi tangan kiri tidak perlu mengetahui. Apakah itu selamanya benar. Dalam bersedekah ada yang mengatakan, pemberi dan penerima sama sama tangannya menengadah. Begitu juga panjang dan pendek tergantung dimana dan kapan peristiwa itu berlangsung. Perlu diingat dalam meminta maaf atas kesalahan pada seseorang itu harus bertemu langsung, sebab Tuhan akan memaafkan seseorang apabila sesamam manusianya telah memaafkan, jadi Tuhan bukanlah calo untuk minta maaf. Maka Meminta dan Memberi maaf kepada teman atau sesama manusia itu perlu, prosesnya panjang atau pendek tergantung manusianya. Mulailah dari diri sendiri dalam berbuat kebaikan.

Jumat, 24 Desember 2010

GALAU

Mungkin sudah hampir setahun ini terjadi, berbohong kepada seseorang untuk diriku sendiri, naif memang, namun itu terjadi berbulan-bulan. Suara...dari suara kebohongan itu mengalir seperti mataair pegunungan yang sejuk turun ke bawah, hari berganti bulan berubah itu berlangsung berkali-kali. Aneh memang, kenapa dia tidak bisa mengenali suara itu, padahal dua tahun mengenalnya dan sering ngobrol langsung ataupun telpon.

Mungkin perjalanannya harus seperti ini, berjalan apa adanya dengan kebohongan tersebut, kadang geli mengingatnya, kadang kasihan dan merasa berdosa, entah apa sebaiknya yang harus dilakukan, terus membohonginya atau cukup sampai disini. Dia merasa enjoy saat bercerita apapun tentang dirinya dan orang yang sedang membohonginya, curhat untuk orang yang diajak curhat, sangat lucu memang, aneh itu jawabannya.

Awalnya ini adalah iseng belaka dan mencoba mengelabuinya, dan dia mudah di kelabui, percaya bahwa ini nomer nyasar yang ingin coba mencari teman, dia terbuai dengan sedikit kata-kata manisnya, dia katakan menyentuh hati, saat ingin menghentikan kebohongan dia senantiasa missed call hampir sehari dua sampai lima kali. Membiarkan dia menunggu tak tega, meneruskannyapun tak tega, dilema melanda hati saat berbicara dengannya. Pembicaraan tak lepas dari peristiwa-peristiwa yang telah dia alami, keluarganya, kisah cintanya, dan terkadang hal yang sangat sensitiv.

Kebohongan ini jelas tidak baik tapi akan sangat menyakitkan hatinya jika dia tahu orang yang dalam telpon itu ternyata orang yang sangat dikenalnya. Ingin secepatnya mengakhiri semua ini dan ingin melihat apa reksi darinya, apapun yang terjadi terjadilah, apapun reaksi dari dia harus diterima dengan lapang dada, marah, senang atau apapun yang akan dia katakan dan lakukan maka untuk sementara diamlah, akui segala kebohongan ini dihadapannya.

CATATAN PANJANG DARI HIDUP YANG PENDEK

Tidak hanya tulisan dari alat tulis di kertas atau di media apapun, tetapi lebih dari itu. Tulisan yang di ciptakan atau dilakukan oleh tangan, kaki, hati dan otak manusia. Keberadaan manusia sependek apapun adalah panjang, dan sepanjang apapun umur adalah pendek. perjalanan hidup manusia tidak sama karena semua telah tergariskan, usia, nasib dan apapun yang menimpanya adalah kehendak yang maha hidup, meski ada sedikit peran dari manusia itu sendiri. Tulisan panjang dari hidup yang pendek hanya sebuah istilah dalam menjalani kehidupan. Tidak ada yang panjang ataupun pendek yang mutlak bagi manusia, tergantung situasi dan kondisi pendek dan panjang akan di ucapkan oleh mulut lalu direnungkan sendiri dan orang lain.



Tulisan panjang adalah sepanjang perjalanan hidup itu sendiri, tangan, kaki dan anggota tubuh kita menuliskannya di alam diatas bumi, lalu ditulis dalam arsip yang ghaib oleh para Malaikat yang kelak akan di pertunjukkan saat kita ada di akhirat. Mungkin seperti di kehidupan dunia, ada tulisan yang baik, indah, dan ada juga tulisan yang buruk, dan bahkan menjengkelkan. Antara sadar dan tidak sadar tulisan tulisan itu terus mengalir selama nafas masih berhembus. Tidak ada tulisan yang luput dari penulis kepercayaan Tuhan, sekecil apapun itu pasti tertulis, dan pasti tidak ada seorangpun yang menulis selengkap itu.



Hidup manusia mengarungi malam setiap saat yang tidak pernah tahu kapan berakhir. Hari ini atau besok, minggu depan atau tahun depan itu adalah malam yang selalu gelap, penerang kehidupan adalah hati manusia, redup atau terang benderang adalah pilihan hidupnya. Berapa panjang tulisan anggota tubuh manusia, dan seberapa pendek umur manusia adalah misteri. Apa yang harus dan tidak ditulis, terserah urusan hati dan tubuh manusia. Teruslah meulis agar mampu di baca sendiri dengan senyum abadi di akhirat.

Jumat, 26 November 2010

MERENUNG

Ya Allah maha Pengasih maha Penyayang
Aku Manusia yang tak pantas masuk dalam Surga Firdaus Mu
Ya Allah maha Pengampun
Aku takkan sanggup menahan siksa api Neraka Mu
Ya Allah maha Bijaksana berilah hambamu Ampunan
Hapuskanlah segala dosa-dosaku
Ya Allah sesungguhnya hanya Engkaulah sang maha Pengampun
sang maha Agung, ya Allah yang telah memberiku hidup
Dosa-dosaku tiada terhitung lagi
Dosa-dosaku bertebaran bagai pasir di pantai
Ya Allah sang penguasa jagad
Anugerahilah ampunan Mu wahai yang maha Agung
Ya Allah umurku senantiasa berkurang setiap hari
Namun dosaku bertambah setiap saat
Setiap hembusan nafas, setiap detakan jantung
Ya Allah masihkah ada jalan upaya bagiku
Untuk mengurangi dosa-dosaku
Ya Allah hambamu yang penuh maksiat ini
Bersimpuh menghadap Mu mengakui segalal dosa
Aku memohon kepada Mu Ya Allah ampunilah dosaku
Hanya Engkaulah sang pemilik Ampunan
Bila Engkau campakkan aku ya Allah
Kepada siapa aku memohon Ampunan
Kemana aku berharap
Ya Allah sang pemilik Surga
Kabulkanlah permintaanku
Jangan Kau tinggalkan aku ya Allah
Hanya Engkaulah harapanku satu-satunya
Tubuh ini, nyawa ini, nafas ini
Hanya milik Mu ya Allah
Bersihkanlah tubuh ini dari debu dosa
Terimalah nyawaku di tempat yang mulia
Nafas ini tak banyak mengucap Asma Mu ya Allah
Namun...terimalah keikhlasannya di sisi Mu
Kepada siapa dan kemana lagi aku berharap
Selain kepada Mu ya Allah
Ya Allah hamba Mu yang lemah ini
Pasrah menunggu keputusan Mu.

Minggu, 07 November 2010

CAH AYU

Pagi hari seperti mengerti rasa yang sedang di rasa, matahari bersinar cerah, bunga-bunga menyembul kuncupnya berebut mekar, wanginya menggoda jiwa tuk menciumnya sepanjang hari. senyumnya masih terbayang tepat di depan mata, setetes air belum menyentuh wajah ini namun kesejukkan senyumnya telah masuk ke dalam hati ini. Rasa ingin secepatnya berjumpa dan bercengkerama dengan si ikal mayang membara didada, seperti bara yang tertiup angin dan menyalal-nyala.

Senja datang saat kembali mata indahnya beradu pandang denganku, desir darah seakan berhenti mengalir saat senyum manisnya datang. Tidak ini tidak mungkin jika gadis ini tidak istimewa, tidak.... tidak ingin melepasnya, tidak akan kulepas meski lautan menghadang, api berkobar memburu, walau memanjat gunung merapi, meski hujan badai akan kuterjang demi mendapatkan dirinya, bukan hanya senyumnya.

malam merangkak naik, lampu jalan mulai menyala menerangi jalanan sepi tanpa penghuni. Aku rela menjadi lampu untuk dirinya meski sepi menerjang malam tanpa rembulan dan bintang bersinar, biarkan aku menerangi jalan untuknya, memeluknya dalam gelap agar terang dan jalannya tetap terang untuknya, katakan saja itu wahai gadis ikal mayang.

dalam sunyi malam wajahnya senantiasa hadir menyapa lembut menjelang tidurku. Senyum manisnya menghantar tidur malamku setiap hari, membawanya ke alam mimpi menuju nirwana, jalan berdua menikmati segala keindahan yang ada. jiwa kami bersatu dalam hangatnya kemesraan asmara dalam dunia yang tak pernah terbayangkan, menggoda tuk ingin selalu bersamanya, memeluk dan menemani tidur dalam kehangatan penuh cinta. Cinta telah membawanya mendekat, memeluk erat dalam dekapan malam yang kian pekat, sinar matanya menerangi jiwa ini.

Selasa, 19 Oktober 2010

CAH AYU

saat siang dengan teriknya menyengat Jakarta, seulas senyum datang meneduhkan hati, senyum dari seorang gadis cantik, bermata indah dan putih bersih, membuatku risih tuk menatapnya, Rambutnya ikal mayang bergelombang bagai gelombang lautan yang menghanyutkan hatiku. Teramat susah untuk mengatakan keindahan tubuhnya, bibirnya merekah bagai delima yang baru mekar di pagi hari, tatapannya menusuk jantung hati sampai ke relung terdalam hati ini, tertusuk rasa yang sangat sulit di ungkapkan, bagai melihat bidadari di siang hari di saat teriknya cuaca Jakarta.

Jutaan kata tanda tanya bertubi-tubi mendebar-debarkan jantung ingin mengenal siap gadis cantik bagai bidadari itu, tatapan tajam namun malu-malu saat beradu pandang, jantung ini berdesir kencang seakan terbang ke awang-awang di permainkan sang awan lalu di tenggelamkan di bulan, tapi bulan tidak ada saat siang, aku sampai lupa itu adalah matahari, ya matahari yang telah membuat keringat ini bercucuran, namun kesejukan datang dari gadis ikal mayang, dengan lembut dia menawariku segelas minuman dingin, lidah ini kelu seakan tak sanggup berkata apa-apa, hanya anggukan ragu meski keinginan kuat untuk menjawab Ya.

Tiba-tiba cuaca redup, namun matanya tak pernah redup, tetap menyala layaknya matahari pagi yang senantiasa menyegarkan jiwa dan raga makhluk hidup, mendung datang tiba-tiba setelah panas cuaua sangat menyengat. seteguk teh manis melegakan tenggorokan, bertambah manis saat kucuri senyumnya dari jarak yang tak terlalu jauh darinya. Tanpa kusadari ternyata dia pun sering mencuri pandang, meskipun aku lebih banyak untuk menatapnya, seakan tak ingin beranjak dari tempat dudukku sekarang, hujan perlahan turun tanpa petir dan gluduk, kesempatan untuk selalu bersamanya, memandang mata indahnya, manis senyumnya tak pernah aku lupa.

sejak pertemuan itu satu nama bertakhta di hati, satu senyum menghiasi hidup, satu harapan datang tepat disaat hujan rintik turun membasahi tanah Jakarta yang gersang, segersang hati ini sebelum berjumpa dengannya, kini kegersangan musnah, berubah kesejukan, kerimbunan pohon-pohon rindang bernaunglah kembang cinta, mekar mewangi dalam hati. Terima kasih Tuhan.

Kamis, 12 Agustus 2010

SETETES EMBUN

pagi sehari lagi
masihkah menari mentari
semua menanti
bulan sesuci embun
jiwa sesuci embun
hati selembut embun
meresap hangat ke ubun-ubun

menanti kepastian
mentari tersenyum syahdu
rumput tak lagi layu
menopang embun di ujung daun
hasrat menggebu gejolak asa
pagi sehari lagi
tak ingin mati
bumi berdzikir

mekar bunga di taman hati
wangi kesturi selimuti bumi
kupetik setitik embun di ujung pagi
menatap hati pasrahkan diri
dalam dekapan Ilahi.


KEKASIH

Rintik hujan awali jumpa kita
senyum manis terangi malam
tatapan mata indah penuh cahaya
membelah malam hati tentram
wajah ayu rupawan
tlah menawan hati nan rawan
lentik jemari
lembut telapak tangan
bak kapas putih suci

merdu suaramu
mendayu-dayu menusuk kalbu
mengalir menderas rindu di dada
saat sendiri di rundung mimpi
hati sepi jiwa mati
seakan dunia tak ada lagi
butir rindu bak bola salju
melaju merayu semakin padu

tak ada rayu
hanya mau
ingin selalu bersatu
meniti waktu
berdua dalam payung cinta
merenda asa
arungi dunia dengan asmara
melangkah mengubur duka
menuju suka cita

Rabu, 11 Agustus 2010

TEMAN

Teman.... siapa itu
teman.... dimana itu
teman.... kapan itu
teman.... mengapa
teman mengapa butuh teman

teman dirumah
teman lahir jiwa dan hati
teman di sekolah
teman awali pikir melaju
teman didunia
teman fatamorgana

temanku temanmu
temanku kadang bukan temanmu
temanmu bukan temanku
temanku temanmu teman siapa saja
teman mereka
teman hati bicara

teman.... dalam tidur
teman.... dalam mimpi
teman.... dalam dekap
teman.... dalam tindak
teman.... dalam rasa

teman.... temani duka
teman.... obati luka
teman.... nikmati suka
teman.... suka dan duka
teman.... siapa sangka

teman, aku butuh teman.

Jumat, 06 Agustus 2010

IMAN YANG TITIK TITIK

Yang Islam belum tentu beriman
Yang Beriman kebanyakan membisu
Yang di sanjung biasanya culas
Yang tidak culas biasanya di cuekin
Yang Istiqomah tak berduit
Yang berduit hobinya main kuntit

Yang faham Agama tak mau berjihad
Yang mau berjihad tak faham Agama
Yang berilmu luas tak punya banyak waktu
Yang punya waktu berilmu terbatas
Yang berjalan penuh kedengkian di agungkan
Yang penuh kasih sayang di pinggirkan

Dulu Muawiyah berkuasa
Lalu di runtuhkan Abassyiah
Khalifah dihancurkan Dinasti
Dinasti diluluhkan Kesultanan
Kesultanan di huni penjilat kekuasaan

Musuh dalam selimut menggulung di tengah malam
Islam di gadaikan demi harta dan keturunan
Iman di letakkan di pojok Masjid yang gelap
Yang mencerai berai di sanjung di puja
Yang mempertahankan keimanan di musuhi

Kemunafiqan dan kesombongan di hormati

Yang menjaga Qur'an dan Sunnah di jauhi
Yang tak berilmu Agama teriak lantang
Yang berilmu Agama hanya diam meradang

Yang sudah banyak belajar malas berbuat
Yang rajin berbuat malas belajar

Yang Kiai belum tentu Kiai
Yang bukan Santri tidak mau belajar pada Kiai
Yang Islam tidak tahu Islam
Yang tak beriman merasa beriman

Yang berdakwah mencari ketenaran
Yang berdiskusi mempertahankan golongan
Yang pandai ilmu Agama saling menghujat
Yang punya sedikit ilmu Agama saling mengumpat

Yang awam Agama lari pating besasat
Yang di bohongi tidak mengerti di kibuli
Yang di kibuli lama-lama mengikuti
Yang di kibuli malah berjihad berani mati

Yang Kiai tak punya hati
Yang Santri akalnya mati
Negeri para Wali
Negeri para Kiai
Negeri yang punya MUI
Tapi...masih ada yang mengaku Nabi

Ngakunya seorang Kiai
Tak tahunya mencabuli Santri
Tiap sudut Kampung Pesantren berdiri
Lokalisasi dan rumah judi semakin tinggi
Sabtu sampai Minggu pergi mengaji
Ketika punya jabatan tak lupa korupsi

Tiap tahun pergi ke Tanah Suci
Tetap cari pungli dan menang sendiri
Kiai mana yang mesti di ikuti
Fatwa siapa yang harus di patuhi

Mana yang Munafiq
Mana yang Beriman
Mana yang pura-pura Kiai
Siapa Santri siapa berlagak Santri
Hanya hati kita yang mengerti

Sudahkah kita memiliki Iman yang murni ?
Yang tahu hanya Ilahi yang maha Tinggi

Wallahu A'lam bis shawab

Kamis, 05 Agustus 2010

PUISI, SAJAK, SANJAK, DAN SYAIR

Dalam perbendaharaan kata Bahasa Indonesia kita mengenal istilah dalam Sastra antara lain, Sajak, sanjak, Puisi, dan Syair. Kata-kata yang terangkai menjadi larik-larik dan bait berirama yang penuh citraan atau kiasan. Dalam Bahasa Inggris yang memiliki latar tradisi Sastra begitu panjang dan luas, menamakannya Poem, Poery, dan Verse. Sajak, sanjak, puisi, dan syair mempunyai banyak ragam dan bentuk, gurindam, haiku, pantun, sjak, pantun, sajak bebas, sestina, talibun, villanelle, dan lain sebagainya. Apabila dikumpulkan ada ratusan bahkan jutaan bentuk, Sajak, Puisi yang pernah ada sejak manusia mulai berbahasa dan bernyanyi dengan kata-kata sampai sekarang. Dalam penggunaan sehari-hari, kata Sajak, dan Puisi sering di pertukarkan dengan sinonim, namun kadang-kadang dipakai untuk menunjuk dua ikhwal yang sedikit berlainan. Kata Sajak, tak jarang menunjuk pada wujud formal yang tampak pada sebuah komposisi verbal yang berirama, termasuk didalamnya rima, panjang-pendek larik, dan pembagian bait. Karena itu, Frase " pola persajakan " mengacu pada penyusunan unsur-unsur tersebut dalam sebuah karya. Sedangkan Puisi, bisa mengarah pada watak sugestif bahasa yang di gunakan atau kekuatan dan kepadatan imajinasi yang terkandung dalam suatu karya tulis, entah karya tersebut mengandung pola persajakan atau tidak. Bahkan kawasan Puisi ini lebih luas dari Sastra, kadang kita melihat film atau lukisan disebut Puitis, atau dikatakan sebuah Puisi, bukan karena ada kata-kata bersajak, melainkan karena kekuatan visualnya.

Kata Syair diambil dari khazanah sastra Melayu, awalnya merujuk pada suatu bentuk Puisi terikat, namun dalam pemakaian secara umum lebih banyak berlaku sebagai padanan lirik lagu. Dari kata dasar inilah telah membentuk kata Penyair dan kepenyairan. Pertanyaannya, kenapa bukan Pesyair atau Kepesyairan ? Sementara dalam bahasa Arab khasanah istilah itu, kata Syair sebetulnya merujuk kepada orang yang menulis Sajak, sedangkan Sajak adalah Syi'ir.

Kata Sanjak, yang bersinonim dengan Sajak, kini terasa kuno, arkais. Sudah sedikit orang menggunakannya dalam tulisan atau ujaran sehari-hari. Pada tahun 1954 Armijn Pane pernah menulis buku berjudul Sandjak-sandjak Muda Mr. Muhammad Yamin, begitu juga Ramadhan KH dengan Priangan Si Djelita: Kumpulan Sandjak. Penggunaan kata Puisi, Sajak, Sanjak, atau Syair adalah tergantung selera penulisnya, karena tidak ada yang salah, semuanya benar dan ada masa sejarahnya. Satu yang terpenting adalah melestarikan sebuah karya dan terus berkarya.

Jumat, 23 Juli 2010

DIAM

hening tanpa kata
tiada canda
malam menjelma
tanpa rasa
hampa hati
berkawan tanya
mendekap gelap
nanar mata
gemuruh membara
dalam dada
hening menyapa
angin utara
mengajak canda
tanpa tawa
memangunkan jiwa merana
kabarkan duka lara
menusuk menyiksa sukma
sendiri dalam ruang hampa
meratap menata kata gejolak jiwa
dimana kata kemana tanya
tak ada lagi cerita
tak ada lagi sapa
kaki berpijak bumi duka
tangis menyapa
di tepi malam gelap gulita
terbang mengembara nirwana
namun warna telah sirna
menutup raga
lidak tak mampu bersuara
sebab kata tak lagi bermakna
diam hampa.

HUJAN

langit gelap
awan hitam
angin dingin
berhembus menembus tulang
dalam kesunyian nada tanpa kata
semilir angin
rintik hujan membasahi bumi
dingin membakar jiwa goncang
menyapa rembulan
pada hitam malam
dimana keheningan
suara alam redakan amarah
datang resah
bangkitkan amarah
namun usai sudah dendam.

SESAL

terkenang aku dalam kabut hitam kelam
penuh dosa siang malam
tak terlupakan masa silam
datang timbul tenggelam
mata air air mata kering menangisi masa lalu
masa sudah berganti
tak dapat kembali lagi mimpi
embun pagi selalu berganti
jiwa ini hanya menanti
hidup kembali lagi
dalam mimpi tak berbagi

SAAT HATI GUNDAH

saat sendiri kumerenung
saat berdua bertanya
saat bersama tertawa
saat pagi embun menitikkan air mata
saat jawab tak di punya
saat mawar mekar di terpa cahaya
semerbak wangi menggoda
saat burung burung kepekkan sayap
bangunkan dunia
saat senyum berjuta makna
kuncup hati berjelaga

Minggu, 18 April 2010

karang sawah

karang sawah ialah nam salah satu desa di Kecamatan Tonjong Kabupaten Brebes, asal mula Desa Karang sawah adalah perpindahan dari Kutamendala, karena pertambahan jumlah penduduk maka lahan persawahan dan kebun dijadikan pemukiman. nama karang sawah diambil dari dua kata karang dan swah, karang adalah tempat pembakaran kapur, dan sawah adalah tempat untuk menanam tanaman padi, dari dua kata tersebut maka lahir nama karang sawah. sekitar tahun 50 sampai 60 an nama karang sawah dipakai sebagai nama desa, meski nama untuk Kelurahannya tetap Kutamendala, keberadaan Karang sawah yaitu melingkupi beberapa dusun yang ada di Kelurahan Kutamendala, Karang sawah di sebut untuk nama keseluruhan dari beberapa dusun tersebut atau biasa di sebut Komplek. Di Karang sawah Fasilitas Listrik masuk tahun 80 an, Sekolah dasar Negeri Kutamendala ada 6 SD, 2 madrasah Diniyah dan 1 Mts madrasah tsanawiyah, tahun 200 an ada SMK negeri Tonjong yang ada di Karang sawah, setiap Dusun atau Komplek yang besar dan jumlah penduduknya banyak memilik sarana Ibadah. karena mayoritas penduduknya beragama Islam, maka jumlah Masjid di Karang sawah lebih banyak dari tempat ibadah lainnya, jumalh Masjid di karang sawah ada 9 dan 1 gereja.

Senin, 05 April 2010

KUTAMENDALA

Arti kutamendala ; kutamendala adalah nama salah satu Kelurahan di bagian selatan Kabupaten Brebes, Kutamendala terdiri dari dua kata yaitu KUTA dan MANDALA.
Kuta artinya batas atau sesuatu yang telah dibatasi jarak dan tempatnya sedangkan Mandala menurut versi pewayangan/Jawa, adalah hasta brata yang merupakan perumpamaan dari sebuah kekuatan yang menyebar keseluruh (delapan) penjuru angin, untuk menumpas segala bentuk kejahatan dan angkara murka. versi bahasa sansekerta adalah suatu pusat kekuatan atau (energy positive) yang bermuatan " MAGIC " dan yang bergerak keluar membentuk pusaran, menyebar, meluas dan meluas tanpa batas.

kutamandala disebut kutamendala, karena lidah orang Brebes lebih mudah untuk mengucapkannya, di Kelurahan Kutamendala ada beberapa bagian wilayah perdukuhan atau lebih sering disebut komplek, komplek pertama dan tertua adalah Kutamendala, lalu Balongsari atau Tangsi baru,Karang sawah utara, Pandansari, Alfalah, Kutalembang, Karang asem, sidodadi, Pekandangan adalah komplek paling timur, sebelah selatan ada Purwosari dan Dukuh satir, diujung barat ada Gardu dan kengbeng. dari dua belas Komplek tadi sekarang ada beberapa Komplek baru karena beriring waktu dan populasi penduduk, lahan, pekarangan, bahkan sawah kini banyak menjadi perumahan yang pada akhirnya mereka menamainya Komplek karena tiap tahun bertambah jumlahnya.

Di sebelah selatan antara Sidodadi, Purwosari dan Dukuhsatir ada yang menyebut Undungundung, di sebelah barat Pandansari ada Gunung pandan, di Gardu ada Krompot, Kubang kelong, dan Gili putih.
Masyarakat Kutamendala adalh Petani, namun seiring semakin sedikit lahan persawahan karena untuk perumahan, kini banyak warganya yang menjadi perantau, paling banyak Massanya adalah di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya, ada juga di Manado, Lombok, Jambi, Irian Jaya, dan Daerah lainnya, namun yang disebut tadi jumlahnya lumayan banyak, di Sumatera juga ada sejak adanya musim Transmigrasi tahun 80 an. Di perantauan selain Jakarta kebanyakan mereka menjadi Pedagang Jamu tradisional, dan makanan, kecuali di Sumatera yang transmigran mereka bertani.

Kelurahan Kutamendala diapit tiga Sungai, sebelah utara Sungai Prukpuk, di tengah Sungai Kali pedes, dan di selatan sungai Gelagah, pertemuan tiga sungai tersebut ada di Kali Pemali. Juga di apit oleh Gunung yang bukan Gunung berapi, Gunung Anjing, Gunung Pandan, dan Gunung Menjangan.
demikian sekelumit kisah tentang KUTAMENDALA.

Selasa, 02 Maret 2010

SAKAREP


dan kuakui
semua salahku
di hadapan Mu
di bawah langit di atas bumi Mu
meski tak ada
tetesan air mata basahi pipi
tak ada tetesan darah
namun meronta mendamba
mengiba belas kasih Mu
tak bisa kuhapus
hitam hati dan jiwa
meski sedikit
tanpa belaian kasih sayang Mu
mendamba belai lembut iba
mesra menjalari tubuh
penuh noda
dekap dan cairkanlah
beku hati ini
pasrah hati dan jiwa ini
di hadapan Mu
tak ada lagi kata
mampu terucap

DAN HUJAN

apa mau dikata, jika awan telah pudar, apa mau dirasa, dingin kemana air mengalir tanah datar,
tak ada tak mungkin, banjir jadi kelakar makelar , satu hembusan angin, mampu membakar berjuta kelamin, hujan tak membuat sukar, jutaan mahluk ucapkan amin, apa mau dikata, air telah menjalar jatuh berjajar, bergoyang ria ditiup angin, hujan tak dapat di takar, sebab hujan kadang tak dingin, dan hujan tak seperti luka, yang memar, hujan tak punya ingin, dan hujan,
basahi segala yang terhampar, dan hujan, membuat orang ingin , juga masuk angin , hujan dan angin berkelakar.

Senin, 01 Maret 2010

SETETES EMBUN

pagi sepuluh hari lagi
mentari masih menari
karna aku menanti
mata sebening embun
hati sedingin embun
jari selembut embun
pagi di sela hari
mentari tak pasti
sebab mentari tersenyum malu
rumput tak layu lagi
menopang embun di ujung runcing daun
menggoda hasrat
mengubah asa
pagi sepuluh hari lagi
tak ingin mati
bumi berputar
tanah subur sejuta kembang
tak satu bisa di petik
kupetik setetes embun
di ujung pagi


untuk nada Qu

tulisanku


Sakit

adalah kondisi yang setiap saat bisa dialami setiap makhluk hidup

@ negara yang sedang tidak stabil ekonomi dan sosialnya
@ terdakwa atau narapidana atau pesakitan
@ hilang ingatan atau gila

Hati

@ manusia hidup dari hatinya, bertempat tinggal di hati adalah sebuah perjalanan panjang
@ pusat kehandak, tertawa, sedih, menangis, gembira, putus asa, segala perasaan manusia
@ tidak mengetahui persis apa yang di inginkannya
@ hanya tertuju ke Tuhannya untuk memperoleh kejernihan dan ketetapan, kepastian,
kemauannya, fikiran membantu mendapatkan itu semua, fikiran tidak bisa menerangkan
tentang Tuhannya, fikiran mengabdi kepada hati


Taufiq @ Allah menjadikan perbuatan hambanya yang di ridhoinya dan di sukai
Hidayah @ petunjuk dan bimbingan Allah untuk sampai kepada yang di cita citakan manusia
Tasdid @ bantuan dalam penggerakan aktifitas agar benar dan tepat dan benar menemui
sasaran
Ta"yid @ bantuan dari Allah dalam kehidupan seorang hamba yang di ridhoinya

Rabu, 24 Februari 2010

asalamualaikum

teman, ini adalah pertama kalinya saya mencoba pengetahuan baru tentang blog. terus terang tidak seratus persen saya tahu cara menggunakannya, tapi karen Hasrat yang tiinggi dan rasa ingin tahu yang besar saya mencoba memberanikan diri untuk memulainya, tidak banyak yang bisa saya lakukan disini karena memang saya tidak menguasainya dan mungkin sampai kapanpun tidak akan bisa menguasainya sebab kemampuan saya tentang ini terbatas, teman, terimakasih telah membuatkan alamat ini, tanpamu semua tidak terjadi karena antara kebodohan dan kepandaian saya lebih banyak bodohnya. mungkin ini akan jadi berguna atau tidak sama sekali, jika berguna bagi yang lain saya akan tujukan buatmu, dan jika tidak akan saya telan sendiri, tak mau melupakan semua jasa teman teman semua yang telah melakukan hal besar yang menurutnya kecil, karena tidak ada sesuatu yang besar jika tidak diawali dari yang kecil. dari kekecilan inilah saya akan mulai menulis isi pikiran yang kadang mengganggu untuk di tuangkan dalam tulisan yang selama ini selalu terpendam lalu hilang seperti angin lalu kembali datang seperti awan yang lebih hitam dari biasanya, hujan turun tanpa permisi karena hujan punya perhitungan sendiri kapan dia datang dan pergi, saya tak bisa seperti hujan yang punya perhitungan matang karena saya lebih banyak mentahnya . dari sini saya mulai , minta batuan pengetahuan teman teman yang lebih tahu tentang ini untuk berbagi agar lebih berarti dan berisi, terima kasih untuk putra gardu keturunan majapahit yang telah membuatkan ini, selalu makmur sampai kapanpun.