Kamis, 16 Juni 2011

LAPAR

Satu kata berjuta arti, berbagai bahasa, dan berbagai jenis ucapan juga gerakan tubuh. Lapar akan dialami oleh setiap makhluk hidup, seperti haus. Lapar dan haus adalah satu pasangan paling serius didunia ini, tidak ada pasangan yang sejati dan dapat mengalahkannya. Satu pasangan yang mampu menggoyang dunia, memperindah dan menghancurkan keindahannya, sebab lapar dan haus manusia kelakuannya melebihi binatang.



Semua manusia mengharapkan KENYANG, karena dengan kenyang berfikir tenang dan mudah tidur, meskipun lapar juga membuat orang dapat tidur pulas. Makan dibutuhan setiap makhluk hidup, selain untuk kenyang, demi kesehatan dan kekuatan, tanpa makan mustahil dapat berjalan dan berfikir SERIUS. Untuk dapat sejumput makanan manusia rela mengeluarkan keringat, dan mempertahankan martabatnya.



Karena lapar, manusia akan berusaha apa saja untuk dapat kenyang. setelah kenyang dengan sepiring nasi atau makanan apapun, timbul niat untuk selalu kenyang setiap saat, agar lapar tidak terlalu mengganggu aktifitasnya. Satu jenis makanan tidaklah cukup, dua jenis belum cukup juga, dalam benaknya semua makanan dapat dirasakan bahkan ditimbun untuk cadangan. Kenyang bukan lagi istimewa jika demikian.



Kenyang menggoda akal untuk berfikir lebih luas melebihi luasnya lautan lima benua, setelah kenyang timbul keinginan untuk dapat melebihi dari kenyang, yaitu indah juga mahal. Makan sesungguhnya sama, mengisi perut, mau nasi, tiwul, atau apapun tujuannya sama, namun makan akan jadi berbeda saat akal menggoda, mata melihat cara orang lain makan, binatang makan, bahkan tumbuhan makan.



Binatang makan binatang dan tumbuhan kadang manusia juga dimakan, tumbuhan makan apa yang dia dapat dari tanah dan alam. Binatang memakan manusia apabila terpaksa. manusia makan tumbuhan juga binatang, ada juga yang makan manusia, tapi tidak banyak, mungkin hanya satu atau lima persen dari jenis manusia. Manusia ingin makan apa saja, bukan saja tumbuhan dan binatang, bahkan batu, gas, emas, dan apa saja yang ada di dunia ingin dimakannya.



lapar hilang datang serakah, serakah datang semua musnah. makan tidak lagi indah hanya sesuap, atau sehari, menumpuk makanan untuk tujuh turunanpun seakan belum cukup bagi manusia serakah. padahal manusia makan sesuap demi sesuap, bukan segunung demi dua negara atau sedunia, maka nikmatilah lapar agar makan menjadi lebih nikmat. makanlah saat lapar, dan berhenti makan sebelum kenyang, CUKUP.

GERHANA

Bulan sejak sore sudah mulai nampak diatas langit senja jingga, matahari masih bulat penuh berwarna merah, dua benda bulat itu seakan sedang bercakap-cakap, siapa yang lebih indah menurut manusia. Matahari tersenyum pada Bulan, dan bulan tersipu malu membalas senyumnya, bulan merasa malu sebab belum malam sudah menampakkan diri, matahari tetap tersenyum seperti senyum pada sang kekasih.



Matahari pelan-pelan tenggelam masuk kedalam gumpalan awan yang mulai tebal menjelang malam. Bulan melepas kepergian matahari dengan penuh kecewa, sebab sesungguhnya ada banyak hal ingin dikatakannya, namun kehendaknya tidak pernah sampai, sebab punya tugas masing-masing yang tidak boleh ditinggalkan dan tidak boleh tertukar. Bulan malu-malu menyapa bumi, selamat malam.



Bumi seisinya menyapa bulan sore, bulan seperti sedih dengan salah ucapnya, sebab dia sadar bahwa waktunya adalah malam, sedangkan ini masih sore menurut penduduk bumi, matanya sembab, mendung menggelayuti wajahnya, airmatanya tak pernah dia tumpahkan kepada bumi dan seisinya, dia adalah penerang bumi dan tak boleh kesedihannya ditunjukkan kepada bumi, bulan murung dan awan menutupinya, sebagai sahabat awan tahu akan kesedihan bulan.



Di balik awan bulan menangis tersedu, awan menyelimuti dengan mendung agar bulan tak tampak oleh bumi. aduhai bumi, seandainya kamu tahu kalau malam ini aku akan redup, bukan karena aku tak mau menerangimu, tapi ada waktunya aku meredup untuk beberapa saat, dan aku tak tahu sampai kapan, sebab terang dan redupny aku bukan kehendakku, tetapi kehendak-Nya. maafkan aku bumi.

GERHANA

Bulan sejak sore sudah mulai nampak diatas langit senja jingga, matahari masih bulat penuh berwarna merah, dua benda bulat itu seakan sedang bercakap-cakap, siapa yang lebih indah menurut manusia. Matahari tersenyum pada Bulan, dan bulan tersipu malu membalas senyumnya, bulan merasa malu sebab belum malam sudah menampakkan diri, matahari tetap tersenyum seperti senyum pada sang kekasih.



Matahari pelan-pelan tenggelam masuk kedalam gumpalan awan yang mulai tebal menjelang malam. Bulan melepas kepergian matahari dengan penuh kecewa, sebab sesungguhnya ada banyak hal ingin dikatakannya, namun kehendaknya tidak pernah sampai, sebab punya tugas masing-masing yang tidak boleh ditinggalkan dan tidak boleh tertukar. Bulan malu-malu menyapa bumi, selamat malam.



Bumi seisinya menyapa bulan sore, bulan seperti sedih dengan salah ucapnya, sebab dia sadar bahwa waktunya adalah malam, sedangkan ini masih sore menurut penduduk bumi, matanya sembab, mendung menggelayuti wajahnya, airmatanya tak pernah dia tumpahkan kepada bumi dan seisinya, dia adalah penerang bumi dan tak boleh kesedihannya ditunjukkan kepada bumi, bulan murung dan awan menutupinya, sebagai sahabat awan tahu akan kesedihan bulan.



Di balik awan bulan menangis tersedu, awan menyelimuti dengan mendung agar bulan tak tampak oleh bumi. aduhai bumi, seandainya kamu tahu kalau malam ini aku akan redup, bukan karena aku tak mau menerangimu, tapi ada waktunya aku meredup untuk beberapa saat, dan aku tak tahu sampai kapan, sebab terang dan redupny aku bukan kehendakku, tetapi kehendak-Nya. maafkan aku bumi.

MAGHRIB

senja tak pernah usang

meski jingga tak selalu datang

musim tak jelas

hitam awan menutup pelangi

bidadari mandi

saat senja mulai pergi



gema adzan berkumandang

dari sebuah mushala

suara serak muadzin tua

yang muda dan merdu suaranya

malu dan malas menjadi muadzin

kuno katanya



tarian alam lembut turun

sepoi angin menggoda

bersahutan bunyi klakson

asap knalpot kendaraan

mengaburkan suara adzan



keluh kesah macet

lapar haus menemani

rindu sejuk air wudlu

beberapa kali mushala terlewati

mengejar waktu tak terkejar

jalanan penuh sesak

terhimpit diantara debu dan asap



indahnya senja diujung Jakarta

berebut lampu hijau

berdo'a selalu tetap hijau

namun lampu jalan tetap tiga

hijau, kuning, merah

hijau datanglah selalu



dari kaca jendela mobil

memandang orang-orang keluar mushala

indahnya shalat berjamaah

namun... saat ini

mobil-mobil berjamaah dijalan

menyanyikan koor klakson dan asap

aaamin... kata yang menyejukkan



Maghrib terlewat begitu cepat

laju kendaraan tetap lambat

sejengkal sejengkal melaju

enatah sampai kapan tertuju

senyum musnah

yang ada sumpah serapah



Maghrib.... waktumu sebentar

seperti umur manusia

hidup didunia

cuma numpang minum

Maghrib.... hanya penyesalan tiada arti

setiap pulang kerja dalam jebakan macet

entah sudah berpa kali terlewat

Maghrib cuma sebentar.

IBU

matahari menyembul dari kabut gunung, berseri indah sekali

bunga anggrek bersemi, daunnya gugur tertiup angin

embun pagi menatap indah hari, bening suci tiada ternodai

pohon-pohon tegak berdiri, daun-daun menari bersama angin



jalan setapak masih lembab, pelukan embun enggan pergi

burung-burung merdu menyanyi, dendangkan lagu ceria

kepakkan sayap terbang tinggi, menggapai langit tiada lelah hati

senyum ceria alam nan indah, bersyukur pada sang pencipta



kuteringat Ibu tercinta, dikampung halaman

lama tiada bersua, kasih sayangnya tak terganti

rindu belaian lembutnya, rindu dekapan hangat penuh cinta

Ibu... aku tak mampu mengganti, semua yang telah engkau beri



Ibu... kusebut namamu, mengingatmu selalu

Ibu... kurasakan sendiri menyiksa bathin

Ibu... senyummu seindah matahari pagi

Ibu... tak pernah lelah menyayangiku



Ibu... do'amu selalu menyertaiku

Ibu... maafkanlah aku

Ibu... oh... Ibu...

Ibu... engkaulah mata air hatiku



Ibu... aku kangen Ibu...





19 mei 2011, 01.44

KUTAMENDALAKU SAYANG KUTAMENDALAKU MALANG

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM... menuju rumah, malam masih hitam, cahaya bulan tertutup awan hitam, mendung dari siang belum juga hilang dilangit. laju mobil pelan-pelan melindas aspal hitam yang makin berdebu, didepan lampu merah berhenti, pos polantas sudah tidak ada polisinya, tukang becak tertidur pulas menggantikan jaga polantas. hampir dimana-mana saat malam polisi meninggalkan pos jaganya, mugkin kerja polisi hanya siang hari sampai sore saja, kebetulan jalan sepi, banyak kendaraan menyerobot dari kiri dan kanan, klakson dibunyikan seperti memarahi mobil yang aku tumpangi, karena berhenti di lampu merah padahal jalanan sepi, dalam hati ingin marah, tapi buat apa, biarkan malam tetap hening.



Angin malam masuk kedalam lubang-lubang bawah mobil, tanpa AC mobil terasa dingin oleh angin malam udara kampung. setelah beberapa jam perjalanan terlewati, perbatasan Tegal dan Brebes tampak tulisannya, seperti portal yang besar bergambar poci tanah, satu Km lagi sampai rumah. Baru beberpa bulan tidak pulang jalan raya sudah hancur, lubang-lubang besar sepanjang jalan raya ada dimana-mana. Miring kanan, miring kiri seperti naik ombak banyu di pasar malam, dalam hati bergumam, nasib jalan perbatasan Kabupaten ! memasuki kampung sendiri dikagetkan ada cegatan, separuh jalan ditutup, ada beberapa orang yang aku kenal mendekati kaca sopir dan menyodorkan kaleng biskuit berisi uang logaman, terasa aneh, ada apa ini ? aku melongok kesamping dan kukatakan " wong dewek " perlahan kaleng biskuit menyingkir.



Kabar jalan ambles di perbatasan Desa benar, anehnya kenapa banyak orang rela malam-malam begadang dipinggir jalan, sedang dia bukan sedang ronda, atau tukang ojek. Pagi hari aku main di pertelon, dan disitu dengan jelas kejadian semalam sama.Ttidak seperti biasanya pertelon diparkiri, tidak ada tukang parkir permanen di jalan raya, kecuali calo. sampai siang melihat laju kendaraan yang kebingungan sopirnya, sebab disuruh kekiri memutar melewati jalan kampung yang tidak halus, sebab aspalnya sedikit. Bis besar jurusan Jakarta hanya beberapa yang lewat, jalan yang amblaes telah menghambat laju setiap kendaraan, hanya supir yang nekat yang berani melewatinya. Itupun bayar kepada petugas, resmi ataupun yang tidak resmi.



Jalan raya adalah alat vital, lancar dan tidaknya laju kendaraan karena jalannya. Akibat ambles yang sudah lebih dari sebulan, kemacetan siang dan malam ada, ongkos kendaraan umum menjadi mahal, tukang parkir jalanan tumbuh subur. kabupaten Brebes, adalah salah satu yang sedang dirundung malang, Bapaknya sedang dalam proses penahanan di Jakarta oleh KPK, karena kasus korupsi. sebauah keluarga apabila, kepala keluarganya tidak mengurusi keluarganya, keamanan, kenyamanannya, maka perlahan akan berantakan. Bupati sebagai kepala Daerah, saat ini sedang dalam tahanan Cipinang, meninggalkan keluarganya di Brebes, mungkin wajar jika anak-anaknya atau warganya mulai tidak teratur, sebab yang mengatur lagi ditegur Embahnya.



Jalan kampung mulai hancur, lubangnya semakin banyak dan ada dimana-mana, jalan utama belum juga diperbaiki, sekarang jalanan kampung hancur. Kendaraan yang semestinya lewat jalan utama kini menggunakan jalan kampung, jika diteruskan untuk jalan alternatif dengan kondisi jalan sempit dan berlubang, maka suatu saat kecelakaan dan kemacetan akan menimpa jalanan kampung. Tiga bulan lagi arus mudik akan datang, tidak perlu dibayangkan apa yang kan terjadi, jika jalan utama belum beroperasi. jalanan padat, bahkan macet sepanjang jalan, sampai mau jalan kakipun susah. siapa yang akan terkena dampaknya ? tentu kampung kita dan sekitarnya, pemerintah Daerah mesti secepatnya bertindak untuk antisipasi arus mudik, dan memperbaiki jalan, baik jalan utama dan jalan kampung yang hancur.



Sampai kapan semua ini berlangsung, tidak ada yang tahu jawabannya, baik DPU atau Pemda belum dapat memastikan. Sampai kapan teman-teman kita menjadi tukang parkir, yang bukannya memperlancar laju kendaraan, tetapi menghambat kelancaran, karena tujuannya mencari duit dari setiap mobil yang lewat. Sejak dahulu kampung kita bukanlah kampung pengemis, aku masih ingat waktu kecil, setiap ada pengemis yang masuk kampung kita mereka kita beri beras atau makanan, sampai mereka menginap berhari-hari karena terlindungi. Kampung kita adalah penampung pengemis bukan kampung pengemis yang mencari duit di pinggir jalan, dengan alasan untuk Desa dan perbaikan jalan, tetapi sampai saat ini jalanan masih rusak. Mari kita membantu dengan ikhlas.



Kawan... tidak ada niatanku untuk menjelek-jelekkan kalian semua. Aku sadar kita semua butuh duit, kita bukan orang kaya, tetapi meski miskin, kita jangan memiskinkan diri, masih banyak cara lain yang halal dan baik mendapatkan duit. Mari tunjukkan kepada mereka yang lewat, bahwa kita peduli, kita sayang, kita cinta kedamaian, ketertiban, kampung kita nyaman dan aman.Kita lahir disini, kita besar disini, kita jaga dan pelihara kampung kita dengan karya dan dengan keikhlasan. Jika bisa lancar kenapa harus dihambat, jika membantu kenapa memanfaatkan. Aku rasa sesepuh kita tidak pernah mengajarkan keburukan. Aku berdo'a semoga kita semua nanti masuk surga, dimaafkan kesalahannya. bersama membangun Desa Kutamendala. Barakallah.

BUKAN TAPI IYA

Aku bukan anjing, tapi dianjingkan dan menganjingkan, Aku bukan Iblis, tapi suka menggoda dan di goda, aku bukan binatang, tapi rakus dan buas melebihi buaya dan harimau, aku bukan debu, tapi kotor dan mengotori, aku bukan burung, tapi merasa punya sayap dan cakar kuat, aku manusia, kataku, katamu, kata mereka, tapi aku juga Binatang, Iblis, dan bukan Malaikat, aku dalam sepi kata penuh tanya .

CATATAN PANJANG DARI HIDUP YANG PENDEK XXV

Catatan tidak akan pernah habis, dia akan terus ada mengalir seperti air dari gunung, atau akan senantiasa menyembul dari dasar bumi laksana mata air sumur zam-zam yang tidak pernah kering. Catatan seperti bacaan yang tidak selamanya angka atau huruf untuk dibaca, tetapi apapun yang ada didunia ini patut dibaca. Catatan hadir tidak semuanya di baca atau terbaca oleh orang lain, begitu juga dengan perjalanan hidup seseorang, tidak ada satu orangpun yang dapat mengetahui seluruh perjalanannya.



lembar demi lembar catatan lahir, bersama waktu dia hadir disetiap saat dimanapun berada. Huruf demi huruf ditorehkan dalam media yang tidak selamanya kertas, ditembok, kulit kering binatang, kayu bahkan batu. Satu huruf atau angka dapat bermakna banyak, setiap orang yang melihatnya akan mempunyai pandangan sendiri, bahkan bukan hanya huruf atau angka, satu coretan atau bahkan satu titikpun dapat diartikan macam-macam. Selama derap kaki kehidupan dibumi bernafas, maka catatan manusia takkan pernah habis.



Antara perlu dan tidak perlu, catatan dibuat dan dibaca, deretan huruf dan angka telah membuat manusia berkembang dan cerdas. Kadang huruf dan angka menjadi acuan bermartabat atau tidaknya seseorang. Dunia senantiasa bergerak, berputar dan berputar berkali-kali tanpa henti. Begitu juga dengan catatan-catatan dia sesungguhnya berputar-putar meski berpencar, dengan huruf berbeda dan media yang tidak sama, namun dia tetap saja hasil olah pikir dan karya manusia.



Satu demi satu karya manusia lahir, tidak berbeda jauh dengan manusianya, senantiasa lahir manusia baru dari alam yang baru. Dunia sepertinya berubah meski dia tidak berubah, hanya manusialah yang mencoba berubah dan merubahnya, seakan-akan dunia kian sempit dan bertambah gemerlap dengan adanya teknologi. Sejak dahulu kala manusia sudah dianjurkan membaca catatan, catatan alam dan sesuatu yang indah, tanda-tanda atau peninggalan sisa masa lalu adalah saksi catatan itu.



Alam telah menjadikan manusia kreatif, meniru karya-karya Tuhan, bahkan ada yang menganggap karyanya melebihi karya Tuhan, dengan dalih pada waktu zaman Nabi yang diberi wahyu benda atau barang tersebut tidak ada, Naif memang, merasa dengan catatannya mampu menandingi Tuhan. Memang Tuhan tidak akan protes seperti manusia bahkan Tuhan dianggap diam, sesungguhnya Tuhan tidak diam, sebab berkaryanya seorang manusia atas kehendak Tuhan juga.



Hidup manusia selalu pendek, dengan kecanggihan alat apapun tidak dapat memperpanjang usia manusia. Waktu selalu sama dari dahulu sampai sekarang, siang dan malam silih berganti, mengingatkan manusia agar senantiasa sadar dan ingat bahwa terang dan gelap tidak dapat dirubah sampai kapanpun. Catatan panjang belum tentu berumur panjang, dan catatan pendek dapat berumur panjang. Panjang dan pendek umur sebuah catatan adalah Tuhan yang menentukannya.

CATATAN PANJANG DARI HIDUP YANG PENDEK XXIV

Modern, menurut Bapak WJS Poerwadarminta adalah yang terbaru; (se) cara baru; mutakhir (KUBI). Sesuatu yang baru disebut modern, namun biasanya sesuatu dikatakan modern apabila berhubungan dengan Teknologi, gaya hidup, dan hampir yang berkaitan dengan kebutuhan manusia. Penemuan-penemuan di bidang teknologi dan informasi dianggap modern, anehnya manusia saat lahir kebumi tidak dikatakan modern, bunga yang mekar pertama kali tidak disebut modern.



Jaman sekarang disebut jaman modern, karena kemudahan-kemudahan dibidang tertentu, sejak ditemukannya mesin uap dan listrik, sesuatu yang berhubungan dengannya disebut modern, walaupun tetap saja yang melakukannya adalah manusia. Kemoderenan diartikan untuk benda-benda mati saja, manusia, binatang dan tumbuhan tidak pernah disebut modern, padahal ketiganya setiap detik lahir (ada yang baru). Manusia disebut modern apabila dia berfikirnya seperti orang bule, pakaiannya dari luar negeri, perabotan rumahnya banyak yang menggunakan listrik.



Jika merujuk kepada kamus bahwa yang disebut modern adalah yang terbaru, semua adalah modern. Terserah anda setuju atau tidak. bayi lahir modern, bunga mekar modern, tumbuh jerawat juga modern, pokoknya semua yang baru itu modern, apapun. modern dijadikan sesuatu yang dianggap hal penting bagi seseorang yang katanya hidup dijaman Milenium. Kata, idiom, symbol, jargon dan macam-macam kalau dari Negara Barat, luar negeri dianggap modern. saat orang barat mengatakan ASI penting bagi bayi sebelum diberi makan, dikatakan Ibu tersebut Ibu modern, padahal sejak jaman Singasari Ibu-ibu di jawa dan Nusantara sudah menyusui anaknya dengan ASI, mungkin tidak ada yang menggunakan DOT atau susu sapi.



Ada lagi kata-kata " GO GREEN " ( pergi hijau ), tetapi disuruh menanam pohon agar lingkungan menjadi sejuk, sedangkan di Indonesia " EVERY GREEN " dimana saja, hutan ada disetiap wilayah nusantara, mestinya kata-kata itu cocok untuk wilayah Arab dan Afrika, yang tandus dan susah mencari atau menemukan pepohonan. presiden kita menganjurkan menanam pohon, sedangkan di Kalimantan pohon-pohonnya ditebangi setiap hari untuk pertambangan. Jakarta menjadi sasaran penghijauan, yang terjadi taman monas yang dulu lebat mirip hutan, sekarang seperti lapangan, hanya tanaman hias warna-warni. Pohon-pohon besar ditebang untuk pelebaran jalan, mendirikan gedung mewah nan tinggi menjulang, tanahnya semakin sempit, bagaimana mau menanam pohon jika lahannya tidak ada.



Catatan-catatan peninggalan nenek moyang sangat banyak, dan dianggap kuno, tidak modern, sudah tidak jaman. Padahal merekalah yang telah banyak meninggalkan dan mewariskan kekayaan untuk kita semua, keseriusan berfikirnya sangat manusiawi, tujuannya demi kemakmuran bersama bukan untuk kemakmuran pribadi dan golongannya. kebijaksanaan yang diajarkan mulai dilupakan bahkan ditinggalkan, etika-etika bermasyarakat perlahan lenyap seperti tergerus kemoderenan. Hak asasi manusia terpinggirkan, sampai dibentuk Komisi hak Asasi manusia, seakan manusia belum sempurna.



Orang-orang modern tampil sebagai tontonan lalu dijadikan tuntunan. Generasi meniru adalah sesuatu yang menarik, terlebih sesuatu yang datangnya dari barat, bukan jawa Barat, Kalimantan Barat atau Irian Barat, tetapi Amerika, Inggris dan lain sebagainya. Seseorang yang tidak mengenal budaya mereka dianggap kuno, yang tidak mengikuti cara hidup mereka dianggap tidak modern, hampir apapun yang baru dari mereka dianggap modern, tetapi yang baru dari Bangsa sendiri dipandang sebelah mata, bahkan disebut kuno, aneh.



Korupsi dianggap manusia modern, padahal maling dari dahulu juga sudah ada. Pendidikan dari Negeri sendiri yang penuh kebijaksanaan dianggap kuno, tetapi pendidikan model luar negeri dianggap modern. Kita sesungguhnya orang yang selalu modern, dari bangun tidur sampai mau tidur lagi, selalu ada saja yang baru, air untuk mandi, bertemu dengan seseorang yang belum kenal, dan makanan yang setiap hari dimakan senantiasa berganti-ganti, agar tidak bosan. Kita makan bukan untuk sehat, tetapi supaya badan yang sehat agar tetap sehat. Semoga kita senantiasa menjadi modern, untuk kebaikan dan kebijaksanaan dalam kehidupan sehari-hari, perbanyak senyum, mengucapkan salam dan berdo'alah selalu, maka senantiasa Tuhan memberi rejeki yang modern.

CATATAN PANJANG DARI HIDUP YANG PENDEK XXIII

Catatan tidak selamanya panjang, begitupun dengan hidup, tidak semua manusia berumur panjang. Pendek dan panjang sesuatu, diterjemahkan sendiri oleh yang mengalami dan melihat juga yang merasakannya. Catatan atau tulisan manusia berumur pendek dan panjang, ditentukan oleh manusia lainnya. Suka-suka manusia mau memanjangkan catatan atau memendekkan umurnya. Panjang dan pendek sesuatu kadang atas dasar " CINTA " dan " BENCI "



Cinta datang kepada siapa saja yang membuka hatinya untuk apa saja, benda mati, alam, manusia, bahkan yang Ghaib. seiring dengan Cinta, benci mengikuti, Cinta dan benci berlomba datang lebih dahulu. Saat Cinta datang lebih dulu, kebencian tertutup. Namun tidak selamanya kebencian menutup dirinya, dia akan datang kapan saja, dimana saja, peran panca indera mempengaruhi Cinta dan benci.



Sampai saat ini manusia masih mencari arti kata cinta, seluruh manusia sedunia mengartikan Cinta berbeda-beda. Banyak arti kata Cinta diutarakan manusia, Filosof, Ilmuwan, Cendekiawan, Seniman, Petani, dan semua orang, Cinta bukan hanya milik manusia yanng dapat berkata, tapi yang tidak dapat berkatapun mengartikan Cinta dengan kemampuannya. Cinta banyak yang mengartikan memberi, bukan menerima, meskipun Cinta itu adalah memberi dan menerima, tidak ada paksaan didalamnya. Cinta itu suka kepada sesuatu dengan tulus, dari dalam hati.



Cinta membuat manusia damai, bahagia, dan bertambah. Cinta bukan hanya kata-kata indah, ucapan manis, lagu dan syair, tetapi Cinta adalah " RASA " yang muncul dan lahir dari kesucian hati seseorang kepada apapun dan siapapun. Cinta oleh kebanyakan orang hanya diartikan hubungan Lelaki dan Perempuan, dua insan yang menyukai, dan melupakan yang lain. Bukan, itu bukanlah kesejatian Cinta, karena Cinta adalah memberi kepada apa saja dan siapa saja. Bukan hanya kepada lain jenis, mahluk hidup, tetapi tumbuhan dan benda matipun memerlukan Cinta manusia. Saat ketiganya selaras, maka Cinta abadi kepada yang Ghaib mendatangi hati manusia.



Saat Cinta datang, benci ada disekitarnya, bukan dibelakang, tetapi dia senantiasa mencari celah untuk mengalahkan Cinta. Layaknya sebuah neraca, antara Cinta dan Benci bergerak selalu, siapa yang akan banyak masuk keneraca, Cinta atau Benci, hati manusia dan panca inderanya yang berperan. Rasa tidak dapat dikhianati, rasa datang dari hati yang suci. Perasaan tidak dapat dipaksa, dia mengalir, layaknya mata air dari pegunungan yang sejuk, dan dapat diminum tanpa direbus dahulu. Cinta dan Benci datang dari rasa, setelah panca indera.



Kehidupan berisi Cinta dan Benci, sampai kapanpun keduanya ada, berkejaran menggapai kesucian hati manusia, berebut mendiami hati manusia. Perlombaan Cinta dan Benci akan berakhir saat Nyawa terputus. Kematian yang memisahkan Cinta dan Benci. Kepada apa dan siapa Cinta sejati kita tujukan, hanya hati yang suci yang dapat menjawabnya. Panjang dan pendek cerita cinta, manusia yang mengolahnya, panjang dan pendek catatan atau tulisan manusia juga yang melakukannya, panjang dan pendek kemauan manusia diawali dari hati dan Cinta. SELAMAT MENIKMATI CINTA !

CATATAN PANJANG DARI HIDUP YANG PENDEK XXII

Bulan Februari banyak orang yang mengatakan bulan kasih sayang, dengan ditetapkannya tanggal 14 sebagai hari Valentine, di bulan ini juga ada pergantian tahun Cina yang biasa di sebut Imlek, ada yang menyebut Imlek sebagai Lebaran bagi orang Cina, seperti hari Lebaran umat Isalam atau yang lainnya maka didalamnya berjuta kisah mengalir seiring waktu, kisah cinta dan kasih sayang ada dimana-mana, meski kadang ada kisah memilukan di bulan Februari, seperti Mesir yang sedang bergolak, peristiwa yang hampir mirip dengan Indonesia tahun 1998, kita berdo'a semoga semua keresahan cepat berlalu, dan kasih sayang menyelimuti bumi ini.





Sejak tahun 2010 curah hujan tiada henti sejak januari, kini hujan sudah bukan barang asing untuk Indonesia di bulan apapun, kebiasaan sejak dahulu setiap Imlek hujan terkabul, do'a do'a untuk hujan ditahun kelinci terbukti, dan tarian alam menemani setiap waktu, pagi, siang, sore, ataupun malam, menari-nari menemani bumi yang semakin sepi ditinggalkan pepohonan besar sebagai teman abadinya, mungkin disebabkan karena hilangnya pohon-pohon itulah hujan senantiasa datang menemani bumi, mereka tak ingin bumi ditinggalkan kehangatan akar tumbuhan ditiap tidurnya, hujan merasa punya tanggung jawab untuk menyuburkan tanah dengan tariannya setiap saat agar pohon cepat tumbuh dan kembali akarnya menunjam bumi.





Bulan februari menjadi menarik dengan warna, setelah Imlek dengan warna merah tua menyala, tanggal 14 akan melebur menjadi warna merah muda yang segar layaknya warna dan kepribadian para remaja. Hari Valentine yang diawali oleh seorang Rahib di Eropa ribuan tahun lalu masih menjadi impian bagi sebagian besar remaja di seluruh dunia, hari kasih sayang membuat seseorang berbunga-bunga hatinya, berbagai macam cara dilakukan untuk ikut meramaikan Valentine Day. Euforia semacam ini tidak bisa di hentikan dengan alasan papapun sebab dengan menghentikannya akan ada preseden buruk mengikuti, itu tidak hanya dengan Valentine tetapi dengan berbagai macam perayaan lainnya. Semoga apa yang direncanakan baik berujung baik juga, hanya itu harapan manusia, menginginkan hidup dan kehidupan lebih baik dimasa depan.





Hujan masih menetes-netes ke bumi pagi ini, tariannya meliuk-liuk ditiup bayu yang senantiasa menggodanya, irama gemerisik daun-daun bergesekan, air jatuh menjadikan tariannya menjadi indah, burung-burung ikut menari-nari diangkasa, rumput-rumput berdendang menemani embun yang berbaur dengan air hujan, kesegaran pagi dengan wangi alam memukau mata, warna hijau meneduhkan pandangan, betapa suburnya tanah kita, kesuburannya kini terlapisi beton yang sombong dari penguasa yang memiliki banyak uang untuk merubah hijau daun dengan aroma khasnya dengan hijau warna cat minyak yang rapuh.





Menikmati tarian alam selalu tentramkan hati, pagi nan sejuk dengan aroma tanah dan rumput meneduhkan pandangan, menyadarkan hati agar senantiasa mensyukuri nikmatNya. Sejenak dalam waktu yang sama marikita ikut menari bersama tarian alam, meski tidak setiap waktu kita menemaninya.

Selasa, 14 Juni 2011

JANJI DI HARI JADI

Hari jadi ? bagi saya adalah sesuatu yang aneh. Sebab dalam tradisi keluarga tidak mengenal yang namanya hari jadi. Ulang tahun ? apalagi itu, menurut saya adalah kebodohan atau pembodohan. Dari dulu sampai sekarang, tahun tidak pernah berulang, yang selalu berulang adalah hari dan bulan. tetapi anehnya orang-orang suka menyebut ulang tahun, Happy Birthday dalam bahasa Inggris jika diterjemahkan juga bukan ulang tahun, tetapi hari jadi. kenapa banyak orang merayakan ulang tahun, yang sebenarnya tidak pernah ada.

Ulang tahun ? apabila tahun dapat berulang, maka dunia rotasinya berbalik, muter-muter pada porosnya, dari kanan balik lagi kekiri, dan jaman kembali lagi kemasa silam. Tahun senantiasa berubah dari satu ke dua dan berikutnya, jadi yang ada hanyalah ulang tanggal dan bulan, ulang hari, tanggal dan bulan jarang terjadi. Mau pilih yang mana tanggal atau bulannya, mengikuti Hijriah, SMasehi atau Cina dan lain sebagainya. Kebanyakan orang memilih merayakan tanggal lahirnya memakai tahun Masehi, yang sering mencurangi seseorang.

Mencurangi seseorang ? ya. sebab ada orang yang lahir tanggal 29 februari, dan bulan februari lebih sering sampai tanggal 28, apa itu tidak melukai seseorang. Seandainya dalam satu keluarga anaknya ada yang lahir pada tanggal 29 februari, maka tidak setiap tahun dia merayakan ulang tanggal dan bulan, dia masih hidup tetapi seperti tidak ada, betapa sakit hati dia kepada saudaranya yang setiap tahun dapat kado, tetapi dia hanya melongo saat tanggal lahirnya datang, saat yang ditunggu tetapi sudah berganti bulan Maret.

Ada janji di hari jadi, janji pribadi dan untuk diri sendiri, adanyapun di dalam hati. Apa isi janji itu tidak perlu saya ucapkan, cukup disimpan rapi didalam hati saja. janji tetaplah janji dan mesti ditepati, tetapi apakah saya mesti menepatinya, sedangkan itu janji pada diri sendiri ? hati bukanlah mulut, dan janji itu belum keluar di mulut, janji itu masih sendiri menyepi, janji itu masih mencari-cari kapan dia berlari atau sembunyi. janji dihari jadi bukan untuk meniup lilin, sebab lilin untuk penerang saat listrik mati.

janji di hari jadi biarlah tetap dalam hati, suatu saat dia akan datang sendiri tanpa sembunyi.