Jumat, 26 November 2010

MERENUNG

Ya Allah maha Pengasih maha Penyayang
Aku Manusia yang tak pantas masuk dalam Surga Firdaus Mu
Ya Allah maha Pengampun
Aku takkan sanggup menahan siksa api Neraka Mu
Ya Allah maha Bijaksana berilah hambamu Ampunan
Hapuskanlah segala dosa-dosaku
Ya Allah sesungguhnya hanya Engkaulah sang maha Pengampun
sang maha Agung, ya Allah yang telah memberiku hidup
Dosa-dosaku tiada terhitung lagi
Dosa-dosaku bertebaran bagai pasir di pantai
Ya Allah sang penguasa jagad
Anugerahilah ampunan Mu wahai yang maha Agung
Ya Allah umurku senantiasa berkurang setiap hari
Namun dosaku bertambah setiap saat
Setiap hembusan nafas, setiap detakan jantung
Ya Allah masihkah ada jalan upaya bagiku
Untuk mengurangi dosa-dosaku
Ya Allah hambamu yang penuh maksiat ini
Bersimpuh menghadap Mu mengakui segalal dosa
Aku memohon kepada Mu Ya Allah ampunilah dosaku
Hanya Engkaulah sang pemilik Ampunan
Bila Engkau campakkan aku ya Allah
Kepada siapa aku memohon Ampunan
Kemana aku berharap
Ya Allah sang pemilik Surga
Kabulkanlah permintaanku
Jangan Kau tinggalkan aku ya Allah
Hanya Engkaulah harapanku satu-satunya
Tubuh ini, nyawa ini, nafas ini
Hanya milik Mu ya Allah
Bersihkanlah tubuh ini dari debu dosa
Terimalah nyawaku di tempat yang mulia
Nafas ini tak banyak mengucap Asma Mu ya Allah
Namun...terimalah keikhlasannya di sisi Mu
Kepada siapa dan kemana lagi aku berharap
Selain kepada Mu ya Allah
Ya Allah hamba Mu yang lemah ini
Pasrah menunggu keputusan Mu.

Minggu, 07 November 2010

CAH AYU

Pagi hari seperti mengerti rasa yang sedang di rasa, matahari bersinar cerah, bunga-bunga menyembul kuncupnya berebut mekar, wanginya menggoda jiwa tuk menciumnya sepanjang hari. senyumnya masih terbayang tepat di depan mata, setetes air belum menyentuh wajah ini namun kesejukkan senyumnya telah masuk ke dalam hati ini. Rasa ingin secepatnya berjumpa dan bercengkerama dengan si ikal mayang membara didada, seperti bara yang tertiup angin dan menyalal-nyala.

Senja datang saat kembali mata indahnya beradu pandang denganku, desir darah seakan berhenti mengalir saat senyum manisnya datang. Tidak ini tidak mungkin jika gadis ini tidak istimewa, tidak.... tidak ingin melepasnya, tidak akan kulepas meski lautan menghadang, api berkobar memburu, walau memanjat gunung merapi, meski hujan badai akan kuterjang demi mendapatkan dirinya, bukan hanya senyumnya.

malam merangkak naik, lampu jalan mulai menyala menerangi jalanan sepi tanpa penghuni. Aku rela menjadi lampu untuk dirinya meski sepi menerjang malam tanpa rembulan dan bintang bersinar, biarkan aku menerangi jalan untuknya, memeluknya dalam gelap agar terang dan jalannya tetap terang untuknya, katakan saja itu wahai gadis ikal mayang.

dalam sunyi malam wajahnya senantiasa hadir menyapa lembut menjelang tidurku. Senyum manisnya menghantar tidur malamku setiap hari, membawanya ke alam mimpi menuju nirwana, jalan berdua menikmati segala keindahan yang ada. jiwa kami bersatu dalam hangatnya kemesraan asmara dalam dunia yang tak pernah terbayangkan, menggoda tuk ingin selalu bersamanya, memeluk dan menemani tidur dalam kehangatan penuh cinta. Cinta telah membawanya mendekat, memeluk erat dalam dekapan malam yang kian pekat, sinar matanya menerangi jiwa ini.