Minggu, 20 Mei 2012
KERETA API
kuda besi bau asap
berjejer rapi tanpa tali
gerbong bau asap
bunyi mesin brisik sekali
ular besi sisa penjajah
mengekor melewati sawah dan lembah
disudut gerbong penuh sampah
ditidur jiwa mulai lelah
jes gujes jes gujes beriring bunyi peluit
kuda besi melaju pelan kedepan
seskali gesekan besi berderit
sepenggal do'a dipanjatkan
langit mulai biru
mentari hadirkan senyum
laju kuda besi semakin memburu
lagu pedagang berdentum dentum
ular besi menari ditikungan
kembali do'a dipanjatkan
demi keselamatan sampai tujuan
kini ekornya meninggalkan lebat hutan
ditengah gerbong kereta api ekonomi
disela sela ramai penumpang
disitu terucap sebuah janji
dilain waktu kita akan datang
kereta api sebentar berhenti
menanti laju kereta api eksekutif dan bisnis
sebentar terlupakan janji
tersisa duka dalam tangis
kabar datang dari jauh
maut datang ditengah gelap
isi hati menjadi luruh
gerbong kereta terasa semakin pengap
sebelum sampai stasiun tujuan
tak tahan hati kaki melompat
berjuta rasa dalam pikiran
dalam galau sepi kian rapat
kereta api pergi tanpa permisi
sekali menatap kedepan tak tengok belakang
ditengah hari terik sendiri
mengingat janji tak lagi dikenang
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar