Minggu, 20 Mei 2012

UJUNG JALAN

Beribu jalan telah kulalui diatas dua kaki dibawah mentari dan rembulan berjuta jalan belum kulalui diantara ingin dan enggan jalan jalan tak berujung sedikit kenang dan harap hidup tak selalu mendung beriring kata teerucap dimana ujung jalan telah lama kucari bertahun-tahun perjalanan ujung jalan belum kutemui dijalan mana hidup kan berujung ditanah siapa nafas kan terhenti kepastian yang bingung entah kapan terjadi setapak selangkah susuri jalan datar, terjal sedikit gamang melintasi tikungan kiri kanan sesekali kaki mengambang ujung jalan yang kucari menanti setiap waktu kami telah berjanji untuk kembali bertemu belum juga aku temukan kutanya lagi kepada langit oooh terjalnya jalan sebelah kanan ceracau burung-burung pipit mata sipit kaki kembali melangkah menyusuri rimba daratan berganti jawaban berjuta gundah ujung jalan penuh rintangan hidup kian pelan nyanyian syahdu jarang terdengar mungkin jawaban hanya ada ditanah gundukan sehingga manusia malas mendaftar kupandang laut ditepi ombak kutanyakan dimana ujung jalan angin laut berteriak menjawab dengan deburan airmata tak guna juga senyuman silahkan tertawa sedih waktu tetap berjalan sampai kaki tak lagi merasa letih kugali tanya diatas gundukan tanah baru harum mawar menjawab bimbang ada banyak jawaban disekitarku aku tak pernah menang, aku bimbang keraguan untuk menjawab kekakuan untuk mengucap kelelahan terjerembab tak sepatah katapun terucap ujung jalanku kian dekat kupandangi langit dan bumi harum tanah sunyi pekat aku masih terbelenggu janji yang tak pasti disini aku menunggu disana tak pernah menanti tiada lagi tari dan lagu, hanya bisu tiada lagi caci maki dan ingkar janji, semua sendiri-sendiri

2 komentar: