skip to main |
skip to sidebar
DESAKU Bagian 2
Kelurahan
Kutamendala salah satu kelurahan luas di wilayah Kecamatan Tonjong,
kalau dilihat dari jalan raya memang kelihatan kecil, tetapi wilayah
Kutamendala sebenarnya memanjang dari perbatasan kabupaten Tegal sampai
Ciregol, atau Kelurahan Tonjong, disebelah utara ketimur sampai
perbatasan Kelurahan Karang jongkeng. Kelurahan Kutamendala terdiri dari
beberapa dukuh atau biasa disebut komplek, Kelurahan Kutamendala biasa
disebut juga Karang sawah, orang luar Kelurahan Kutamendala lebih
mengenal karang Sawah daripada Kutamendala, namun anehnya Karang Sawah
hanya disebut untuk beberapa komplek saja, Dukuh satir dan Gardu tetap
diucapkan sesuai nama komplek.
Desa pertama adalah Kutamendala,
letaknya dipinggir hutan jati lor, kali Lor, sampai sekarang masih ada
sisa-sisa peninggalannya, diantaranya adalah Pesantren, dan Kuburan
Keramat dekat Gunung Anjing, emnurut cerita orang tua, sebelum
Kutamendala ada Desa lagi didalam hutan, deket Slengsing keatas, setelah
jaman Kemerdekaan, dan peristiwa G 30 S PKI, dan DI/TII, masyarakat
Kutamendala mencari tempat aman turun kebawah yang sekarang disebut
karang Sawah, jaman dulu banyak Karang atau tempat pembakaran batu
kapur, yang biasa disebut Bubuk, sebelum jadi rumah adalah persawahan
yang luas, awalnya hanya sebuah gubuk untuk berteduh saat sedang nggebah
manuk prit atau nungguin padi yang mulai menguning siap untuk dipanen,
karena keadaan Desa Kutamendala yang tidak aman oleh para pemberontak
NKRI, katanya, akhirnya gubuk yang tadinya kecil dirubah menjadi rumah
tempat tinggal sekeluarga, satu persatu pindah demi keamanan,
lama-kelamaan jumlahnya semakin banyak, dan betah tinggal disawah,
mungkin itu salah satu awal disebutnya karang sawah.
Kita mulai
dari sebelah utara, Komplek Kutamendala nama tetap tidak berubah,
dibawah kutamendala adalah komplek Tangsi baru, atau sekarang lebih
dikenal Balong Sari, dan terpisah Kali Lor ada Karut atau karang Sawah
Utara. Komplek Balong Sari berdekatan dengan Kuta lembang, sebelahnya
Alfalah, lalu sebalah selatan paling timur ada Pekandangan, sebelah
barat ada, Karang Asem, dan Sidodadi, lebih akrab disebut SKM ( Sidodadi
Karang Asem ), terpisah rel ada Komplek baru yang namanya
Undung-undung, ini mungkin dapat menjadi contoh awal berdirinya karang
Sawah, karena awalnya di Undung-undung hanya ada satu dua rumah,
sekarang sudah menjadi Komplek sendir, dengan Karang Sawah hanya berbeda
kisah sejarah saja. Sebelah selatan ada Komplek Dukuh Satir, kemudian
terpisah kali Pedes ada Purwosari atau Pulo Sari, posisinya sejajar
dengan Undung-undung. Dekat jalan Raya dan lapangan Perhutani ada Pandan
Sari, Komplek yang cukup besar, menjadi sentral Kelurahan Karang Sawah,
namun Panda Sari sekarang menjadi tiga, ada Sumber Harjo, dan Gunung
Pandan, meskipun Sumber harjo awalnya hanya sebuah nama Rice Mill milik
HJ, Masyitoh, tapi warga sekitar seperti ingin memisahkan diri dan
menamakan Komplek Sumber harjo, mirip antara Palestina dan Israel,
Negara didalam Negara, Gunung Pandan contoh kedua dari sejarah karang
sawah, dari satu rumah sekarang sudah puluhan rumah berdiri, listrikpun
sudah menerangi, bahkan ada SMK Tonjong didalamnya.
Sebelah
barat yang bersiinggungan dengan Kabupaten Tegal adalah Komplek gardu,
keselatannya ada Komplek kengbeng, biasa disebut juga Wadas Gumantung.
Gardu adalah Komplek terbesar di kelurahan Kutamendala, rumah-rumah
dipinggir rel dan deket sawah, kini bahkan sudah banyak sawah yang
menjadi rumah di Gardu, ada Isyu bahwa Komplek Gardu mau memisahkan diri
dan menjadi kelurahan sendiri, namun entah kapan belum jelas, Komplek
gardu juga ada beberapa Komplek diantaranya, Krompot, Kubang kelong, dan
Gili Putih. Jumlah penduduk kelurahan Kutamendala mungkin paling banyak
se Kecamatan Tonjong, kalau warganya masih memakai KTP kampung, karena
urusan pekerjaan, banyak warga Kelurahan Kutamendala yang pindah
kewarganegaraan, sesuai daerah perantauannya. Sepuluh tahun atau dua
puluh tahun kedepan mungkin akan ada nama Komplek baru di Kelurahan
Kutamendala, yang paling dekat adalah wilayah jati Bungkus, sebelah
Gunung Pandan, dari SMKN Tonjong menuju Gardu sudah banyak rumah
berdiri, bisa jadi dengan ide dari para penghuninya akan menamakan
wilayah itu adalah Komplek baru, dan jika sampai terjadi maka jarak
antara Karang Sawah dan Gardu menjadi semakin dekat. Monggo silahkan
usul nama untuk saudara baru kita. Aparat pemerintah Desa Kutamendala
harus memikirkan gejala-gejala pertumbuhan penduduk dan pelebaran
wilayah, khususnya dikemudian hari nanti akan ada nama-nama baru, kalau
untuk jumlah wilayah tidak mungkin nambah, semakin banyak rumah dan
bangunan di wilayah Desa Kutamendala, semakin sedikit jumlah lahan,
ladang maupun sawah, apa kiat dan langkah Pemerintahan Desa Kutamendala
untuk mengatasi itu, kita tunggu saja Gebrakannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar