Rabu, 24 Juli 2013

NGAJI

Kebiasaan di bulan Ramadhan kegiatan ngaji atau tadarusan ada dimana-mana, dirumah, Mushalla, Masjid, bahkan dikantor-kantor menggema ayat-ayat suci Al-Qur'an. Betapa indahnya jika suara-suara indah itu melantun setiap hari, setiap bulan, bukan hanya dibulan Ramadhan. Seperti diriku yang masih juga terlena akan aturan hati yang Ngaji hanya kadang-kadang, dulu satu tahun bisa khatam minimal sekali, tapi sekarang sudah hampir setahun belum juga sampai surat An-Nas, menyedihkan. Semoga saja kawan-kawan tidak sepertiku, rajin mengaji setiap hari, mengkaji isi dan makna ayat-ayat suci Al-Qur'an, percayalah kalian akan menemukan keindahan dan keajaiban setelah memahami dan mengamalkannya didalam hidup sehari-hari.

Terlena, mungkin itu satu kata yang sedikit mendekati tepat, bagi orang yang hanya mendekatkan diri kepada Tuhan saat bulan Ramadhan saja, terjebak mungkin berikutnya, orang yang mengira didalam bulan Ramadhan kebaikannya dilipat gandakan lebih daripada bulan biasa. Memang ada imbalan bagi setiap kebaikan, minimal satu kebaikan dibalas 10 kebaikan bahkan sampai 700 kali kebaikan. Tetapi kebaikan yang seperti apa dulu kawan, kebaikan dalam Islam ada berbagai macam jenis, kebaikan untuk diri sendiri, orang lain dan lain sebagainya, kebaikan yang baik adalah kebaikan yang tanpa kita sadari kita telah melakukan kebaikan.

Sedih memang jika memikirkan diri ini, semakin hari bukannya semakin tebal keimanan kita, tetapi dirasa-rasa kok semakin kendur, mirip karet gelang yang jika sering dipakai lama-lama kendur, sampai akhirnya putus, semoga kita tidak seperti karet gelang imannya. Memang Iman itu bisa naik dan turun, itu manusiawi, siapapun itu akan mengalaminya, sifat dasar manusia memang serakah, sebab ada yang mengatakan kalau manusia itu adalah hewan yang berfikir, kata salah satu filusuf yang sudah almarhum memang.  Tidak usah mencari tahu keimanan orang lain, koreksi diri saja, kapan terakhir kali kita membuat sakit hati orang lain, atau kapan kita menganggap lebih baik, lebih hebat dari orang lain, itu sudah cukup untuk menakarnya.

Harus kita akui kita jarang ngaji, apalagi mengkaji, dari situlah awal kita menaik turunkan kadar keimanan kita, kenapa karena Al-Qur'an adalah pedoman hidup manusia Muslim, selalu bertanya dalam hati sudah muslimkah kita, sudah mukminkah kita, bukan mulut yang bicara tetapi semua organ tubuh kita harus muslim dan mukmin, memang susah, tetapi jika dikerjakan akan mudah. Gelombang keimanan bagai arus air dilautan, kadang lembut dan kadang dahsyat, hati kitalah yang mampu mengendalikan, bukan orang lain. Dengan mengaji kita sudah mengamalkan satu ayat Al-Qur'an IQRO yang artinya bacalah, semoga mulai hari ini kita rajin mengaji, lalu mengkaji dan selanjutnya mengamalkan, urusan Surga dan Neraka seratus persen urusan manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar