Senin, 27 Desember 2010

CATATAN PANJANG DARI HIDUP YANG PENDEK II

Panjang dan pendek sesuatu kadang bukan tergantung jarak atau waktu apalagi hitungan matematika dan fisika, bisa bikin pusing. Sesuatu di sebut panjang karena ada yang pendek, begitu juga sebaliknya, namun dalam kehidupan manusia pajang dan pendek tidak selalu sama, tergantung kapan dan dmana dia berbicara dan dengan siapa mengatakannya, saat seorang bawahan menghadap atau ingin bertemu atasannya, meski dia telah berjam jam, bahkan berhari hari baru bisa ketemu, dia mengatakan waktunya sebentar tidak panjang, sebab setelah bertemu dengan atasannya gaji dan pangkatnya naik. Suatu ketika di tempat umum saat bersama atasannya, tiba tiba perutnya mules dan tidak bisa ditahan lagi. Saat masuk WC umum semua penuh, sambil menahan rasa yang nkmat dengan senyum dipaksakan dan tidak bisa marah sebab itu milik umum, dan orang yang ada di dalam berhak memakainya selama dia suka karena datang lebih dahulu, sebenarnya tidak sampai satu jam dia menunggu, tetapi dalam hati dan mulutnya mengatakan " lama banget sih " saat selesai dari buang hajat dan bertemu atasannya, gaji dan pangkatnya di turunkan sebab atasannya tidak jadi bertemu rekan bisnisnya karena menunggu bawahannya yang sedang di toilet.



Rentetan tulisan dalam kehidupan beraneka ragam seperti palangi setelah hujan di sore hari dimusim hujan. Jalan dan tulisan hidup seseorang berbeda dan tak ada yang bisa menuliskannya, meski banyak otobiografi para tokoh, tapi saya yakin tidak benar seratus persen. Hidup manusia disebut panjang dan pendek seperti tulisan dalam buku tulis. Pada saat pelajaran yang disukai, menulis berlembar lembarpun terasa enak dan nikmat bertemu gurunya, namun saat pelajaran itu tak disukai jangankan menulis selembar, satu barispun jari terasa berat mengangkat, waktu terasa lambat berjalan meskipun jam pelajaran adalah sama. Dalam sejarah belum ada manusia yang mampu menulis sejarahnya sendiri. Awalnya judul tulisan ini adalah " TULISAN PENDEK DARI HIDUP YANG PANJANG" namun setelah dicermati sedikit dengan perasaan di pilih judul sebaliknya. Tulisan bisa berumur panjang jika di jaga dan di pelihara oleh manusia dan alam, hidup manusia semakin bertambah tahun semakin pendek, umur manusia setelah jamannya Nabi Muhammad belum ada yang menembus angka 200, paling lama seratus tahun itupun sudah pikun. Sebenarnya hidup yang pendek juga kata masih umum belum atau bukan untuk manusia, namun, lebih bercerita kisah manusia, dan banyak manusia mengatakan hidup ini pendek. Keduanya dalam hukum sepakbola adalah seri Tulisan dan Hidup adalah sama panjang dan pendeknya.



Saat ini bulan Syawal tinggal 3 jam lagi. Keponakan saya mengatakan Magribnya lama, sudah tidak tahan ingin menikmati ketupat dan ayam opor, Ibunya mengatakan sebentar lagi Magrib, satu kali adzan maka Lebaran pun datang,sebenarnya dia kesal karena api kompornya tak mau besar. Tetangga saya mengatakan, tidak terasa puasa tinggal beberapa jam lagi, waktu begitu cepat berlalu, datang lagi teman saya mengatakan bahwa dirinya dari pasar, saat mau pulang hujan datang, hujan lama sekali reda. Padahal hujan hanya satu jam. Tidak ada panjang dan pendek yang pasti dalam kehidupan, saat mudik antara yang menggunakan, sepeda motor dan mobil ceritanya berbeda meskipun jarak yang di tempuh sama, dan akan berbeda lagi dengan cerita yang menggunakan pesawat terbang. Seperti tahun tahun sebelumnya ucapan mohon maaf lahir dan bathin bertebaran dimana mana. Mudah sekali mengucapkan maaf dan mengharap maaf, sampai batin pula. Meminta maaf kadang ada yang pakai wasilah atau calo, atau apapun itu namanya agar di maafkan. Bahkan tuhan pun kadang diperintah agar dosanya dengan orang lain dimaafkan.



Menulis mohon maaf lahir dan bathin sangatlah mudah bagi orang yang bisa menulis dan membaca, namun bagi kedua orang tua saya itu pekerjaan yang sulit sekali. Mereka lebih memilih meminta maaf dengan berjabat tangan, menangis langsung atau berkunjung kerumahnya dan menunggu sampai bertemu orangnya. Memang antara meminta dan memberi katanya lebih mulia yang memberi, namun apakah hina orang yang meminta maaf. Dalam beberapa buku dan ucapan sering atau mungkin pernah dengar dan baca kalimat ini, tangan diatas lebih baik dari tangan di bawah, saat tangan kanan memberi tangan kiri tidak perlu mengetahui. Apakah itu selamanya benar. Dalam bersedekah ada yang mengatakan, pemberi dan penerima sama sama tangannya menengadah. Begitu juga panjang dan pendek tergantung dimana dan kapan peristiwa itu berlangsung. Perlu diingat dalam meminta maaf atas kesalahan pada seseorang itu harus bertemu langsung, sebab Tuhan akan memaafkan seseorang apabila sesamam manusianya telah memaafkan, jadi Tuhan bukanlah calo untuk minta maaf. Maka Meminta dan Memberi maaf kepada teman atau sesama manusia itu perlu, prosesnya panjang atau pendek tergantung manusianya. Mulailah dari diri sendiri dalam berbuat kebaikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar