Jumat, 24 Desember 2010

GALAU

Mungkin sudah hampir setahun ini terjadi, berbohong kepada seseorang untuk diriku sendiri, naif memang, namun itu terjadi berbulan-bulan. Suara...dari suara kebohongan itu mengalir seperti mataair pegunungan yang sejuk turun ke bawah, hari berganti bulan berubah itu berlangsung berkali-kali. Aneh memang, kenapa dia tidak bisa mengenali suara itu, padahal dua tahun mengenalnya dan sering ngobrol langsung ataupun telpon.

Mungkin perjalanannya harus seperti ini, berjalan apa adanya dengan kebohongan tersebut, kadang geli mengingatnya, kadang kasihan dan merasa berdosa, entah apa sebaiknya yang harus dilakukan, terus membohonginya atau cukup sampai disini. Dia merasa enjoy saat bercerita apapun tentang dirinya dan orang yang sedang membohonginya, curhat untuk orang yang diajak curhat, sangat lucu memang, aneh itu jawabannya.

Awalnya ini adalah iseng belaka dan mencoba mengelabuinya, dan dia mudah di kelabui, percaya bahwa ini nomer nyasar yang ingin coba mencari teman, dia terbuai dengan sedikit kata-kata manisnya, dia katakan menyentuh hati, saat ingin menghentikan kebohongan dia senantiasa missed call hampir sehari dua sampai lima kali. Membiarkan dia menunggu tak tega, meneruskannyapun tak tega, dilema melanda hati saat berbicara dengannya. Pembicaraan tak lepas dari peristiwa-peristiwa yang telah dia alami, keluarganya, kisah cintanya, dan terkadang hal yang sangat sensitiv.

Kebohongan ini jelas tidak baik tapi akan sangat menyakitkan hatinya jika dia tahu orang yang dalam telpon itu ternyata orang yang sangat dikenalnya. Ingin secepatnya mengakhiri semua ini dan ingin melihat apa reksi darinya, apapun yang terjadi terjadilah, apapun reaksi dari dia harus diterima dengan lapang dada, marah, senang atau apapun yang akan dia katakan dan lakukan maka untuk sementara diamlah, akui segala kebohongan ini dihadapannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar