kulihat damai dipelupuk mata sejuk seorang bocah dtengah hujan
sejuta kata tak terucap sebab tak perlu kata untuk duka
dingin hari tak peduli malam mulai beranjak
setangkai mawar timbul tenggelam digoda air
bukan banjir tanpa sebab air datang
arus deras menerjang tembok
ruang hilang air melaju cepat
bukan banjir tapi memang itu jalur air
sepasang mata sesungging senyum derai airmata
setulus hati mengharap ini tak berlanjut
segores luka tertimpa cuka setiap tahun
hanya senyum penuh gundah menjawab sudah
risau hati dalam genangan tak pasti
damai jiwa masih membara meski kenapa
biarlah risau dalam damai dekapan dingin
sampai selembar selimut hangat kering sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar