Kamis, 16 Juni 2011

MAGHRIB

senja tak pernah usang

meski jingga tak selalu datang

musim tak jelas

hitam awan menutup pelangi

bidadari mandi

saat senja mulai pergi



gema adzan berkumandang

dari sebuah mushala

suara serak muadzin tua

yang muda dan merdu suaranya

malu dan malas menjadi muadzin

kuno katanya



tarian alam lembut turun

sepoi angin menggoda

bersahutan bunyi klakson

asap knalpot kendaraan

mengaburkan suara adzan



keluh kesah macet

lapar haus menemani

rindu sejuk air wudlu

beberapa kali mushala terlewati

mengejar waktu tak terkejar

jalanan penuh sesak

terhimpit diantara debu dan asap



indahnya senja diujung Jakarta

berebut lampu hijau

berdo'a selalu tetap hijau

namun lampu jalan tetap tiga

hijau, kuning, merah

hijau datanglah selalu



dari kaca jendela mobil

memandang orang-orang keluar mushala

indahnya shalat berjamaah

namun... saat ini

mobil-mobil berjamaah dijalan

menyanyikan koor klakson dan asap

aaamin... kata yang menyejukkan



Maghrib terlewat begitu cepat

laju kendaraan tetap lambat

sejengkal sejengkal melaju

enatah sampai kapan tertuju

senyum musnah

yang ada sumpah serapah



Maghrib.... waktumu sebentar

seperti umur manusia

hidup didunia

cuma numpang minum

Maghrib.... hanya penyesalan tiada arti

setiap pulang kerja dalam jebakan macet

entah sudah berpa kali terlewat

Maghrib cuma sebentar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar