senja tak pernah usang
meski jingga tak selalu datang
musim tak jelas
hitam awan menutup pelangi
bidadari mandi
saat senja mulai pergi
gema adzan berkumandang
dari sebuah mushala
suara serak muadzin tua
yang muda dan merdu suaranya
malu dan malas menjadi muadzin
kuno katanya
tarian alam lembut turun
sepoi angin menggoda
bersahutan bunyi klakson
asap knalpot kendaraan
mengaburkan suara adzan
keluh kesah macet
lapar haus menemani
rindu sejuk air wudlu
beberapa kali mushala terlewati
mengejar waktu tak terkejar
jalanan penuh sesak
terhimpit diantara debu dan asap
indahnya senja diujung Jakarta
berebut lampu hijau
berdo'a selalu tetap hijau
namun lampu jalan tetap tiga
hijau, kuning, merah
hijau datanglah selalu
dari kaca jendela mobil
memandang orang-orang keluar mushala
indahnya shalat berjamaah
namun... saat ini
mobil-mobil berjamaah dijalan
menyanyikan koor klakson dan asap
aaamin... kata yang menyejukkan
Maghrib terlewat begitu cepat
laju kendaraan tetap lambat
sejengkal sejengkal melaju
enatah sampai kapan tertuju
senyum musnah
yang ada sumpah serapah
Maghrib.... waktumu sebentar
seperti umur manusia
hidup didunia
cuma numpang minum
Maghrib.... hanya penyesalan tiada arti
setiap pulang kerja dalam jebakan macet
entah sudah berpa kali terlewat
Maghrib cuma sebentar.
Kamis, 16 Juni 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar