Rabu, 05 Januari 2011

CATATAN PANJANG DARI HIDUP YANG PANJANG VIII

Kebersamaan sering berbuah memaksa dan terpaksa, itu tidak dapat dipungkiri untuk siapa saja, dari tingkat RT sampai Presiden. Seorang RT akan rela tidak makan malam dengan keluarga dirumah karena ada rapat mendadak di kantor RW dengan embel-embel darurat, seorang Presiden rela mempercepat kunjungan dengan Rakyatnya demi menyambut teman Presidennya dari Neagara yang sangat dikaguminya, keterpaksaan datang secara tiba-tiba dan menggoda hati untuk mengatakan iya meski sesungguhnya tidak.



Sesuatu yang dipaksakan biasanya tidak mengenakan, kurang indah, dan terasa hambar, meskipun tidak semua rasa itu mutlak ada, sebab ada sesuatu yang terpaksa bisa berakibat kenikmatan, membahagiakan, dan melegakan hati. Memaksakan berbuat sesuatu yang darurat itu harus meski itu terpaksa, namun melakukan pekerjaan karena disuruh oleh seseorang atas dasar penghormatan atau pertemanan tidak selamanya berakhir indah.



Terpaksa berbuat adalah perasaan setengah hati, energi yang dikeluarkan tidak penuh, separuh hati menyimpan kekesalan yang tak terungkap. Hati tidak dapat dibohongi oleh apapun, karena hati senantiasa lembut dan kelembutannya tidak dapat dijabarkan dan di umpamakan dengan benda sekecil dan selembut apapun. Benda yang kecil dan lembut bisa membuat tubuh sakit, sesuatu yang remeh kadang menjadikan sakit berkepanjangan, tepung yang halus dan kecil apabila masuk kedalam mata maka sakitnya luar biasa, jangankan sehari, sepuluh menit saja didalam mata bisa sebulan sakitnya.



Sebatang bambu tidak menyakitkan saat di pegang, bahkan indah dipandang mata setelah diolah sedemikian rupa, namun saat bambu terbelah dan sebilah sembilu mengenai jari atau kulit sakitnya tak terperi. Sebilah golok yang tajam tidak begitu menakutkan tebasannya karena golok memang dibuat untuk tajam dan untuk memotong, namun tipisnya silet saat mengenai kulit tubuh kita sakitnya luar biasa. Ujung duri yang kecil akan sangat menyakitkan saat telapak kaki menginjaknya, lalu dia baru diketahui setelah satu atau dua hari bersemayam ditelapak kaki, tubuh akan bergetar kesakitan dan kaki akan sakit untuk berjalan, bahkan kadang tidak sedikit uang untuk mengeluarkan setitik ujung duri itu.



Begitu juga hati, dia sangat lembut, maka dperlukan kata-kata yang lembut di dalamnya agar hati senantiasa lembut. Memaksa dan terpaksa ada didalam hati. Memaksa untuk apa, dan terpaksa karena apa mesti jelas tujuannya, semestinya sebelum menyentuh kedalaman hati akal berfikir jernih supaya saat mulut berkata yang keluar ucapan lembut yang dapat menyejukkan hati. Apabla hati tergerak bukan karena memaksa dan terpaksa sungguh akan indah apapun hasilnya. Bukan soal jumlah tapi tentang nilai kemanusiaan, demi kebersamaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar