Minggu, 16 Januari 2011

DUA HATI DI SATU HATI

Hari ini ada sesuatu yang aneh dalam hidupku, diawali bangun pagi tanpa mendengar adzan subuh nan indah berkumandang, tidak seperti biasanya. Ada ilmu baru dalam membakar ayam dan ikan, meski itu bukan sesuatu yang istimewa namun mampu menghemat sedikit tenaga dan percakapan, hujan turun tidak sekaligus hari ini, empat kali berturut-turut dia datang menyapa bumi. Memang tidak ada petir saat hujan kali ini, tetapi angin bertiup kencang juga menakutkan, aku tidak membaca berita dan menonton televisi mengenai berita hujan hari ini, beberapa waktu yang lalu angin menumbangkan beberapa pohon di jakarta.

saat hujan kedua datang aku mencoba menelpon seseorang, sayang seribu sayang dia masih tidur, dan saat mengangkat Hand phone suaranya terdengar sungkan untuk bicara, aku cukupkan percakapan saat itu juga. terdiam memikirkan apa yang telah aku lakukan seakan sia-sia, saat gundah datang menyelimuti hati, saat sedikit benci mulai mengalir kedalam darah dan tubuh ini, tiba-tiba hand phoneku berdering dengan instrumen Indonesia raya, aku angkat dan kuajak bicara orang yang tadi malas bicara saat bangun tidur. Tidak terlalu lama dia bicara karena pulsanya tidak mencukupi untuk berlama-lama bicara, dia minta aku menelpon balik.

Saat mau menelpon tiba-tiba ada sms masuk dan aku baca sekilas ternyata dari operator kartu GSM ku INDOSAT, ada kalimat selamat anda mendapatkan bonus pulsa dengan angka 250,00, aku lanngsung menghapus sms tersebut, waktu itu aku tak perduli bonus pulsa tersebut, lagian tidak terlalu besar jumlahnya, namun rasa penasaran muncul, aku ketik #388# dan muncul enam digit angka pulsa utama Rp.254444, aku bingung kenapa pulsaku jadi enam digit, padahal kemarin cuma mengisi Rp.10.000, aneh, aku tunjukkan pada temanku keanehan saldo pulsaku, mereka itu menganggap jumlahnya Rp.25.000, aku penasaran dan menghitung ulang bahwa yang tertera itu bukan dua puluh lima ribu tetapi dua ratus lima puluh ribu lebih, dia penasaran dan kembali menghitung jumlah angka, dan benar ada enam digit, sesuatu yang ajaib menimpa Hand phoneku hari ini.

Aku memberanikan diri menelpon dia yang jauh di Batam sana, lebih dari satu jam aku ngobrol membicarakan apa saja tanpa henti sampai baterai hand phoneku lowbatt, dengan sedikit santun aku hentikan pembicaraan dengannya karena sudah tidak dapat ide untuk membuat tema obrolan. Sesampai di depan internet aku mencoba siapa yang sedang on line hari ini, aku melihat satu nama yang aku kenal beberapa bulan yang lalu, dan aku mencoba menghubunginya lewat chatting, karena beberapa hari kutelepon tidak pernah di angkat. Ucapan salam dan kabar aku lontarkan, dijawab dengan singkat olehnya, lalu tiba-tiba dia mengejutkanku dengan kondisinya sekarang, bahwa saat ini dia telah menikah, aku ucapkan selamat kepadanya, namun dia kurang bahagia mendengar ucapan selamatku, dia bercerita bahwa pernikahannya adalah pernikahan siri, aku kaget menlihat tulisan tersebut, antara percaya dan tidak percaya. Aku melanjutkan perbincangan lewat chatting, dia nampak berterus terang tentang hal ini, aku seperti terkena petir siang bolong mendengar ceritanya, namun maaf aku tidak dapat meneteskan airmata,bukan karena aku tak sedih tapi memang susah untuk menangis.

Aku coba menelponnya, dia tidak mau mengangkatnya, dia katakan hanya ingin menulis, aku turuti keinginannya kami saling balas menulis, dalam hatiku aku membayangkan dia sedang menangis saat ini, dan mungkin ini pertama kali dia menceritakan masalah ini kepada orang lain, dan aku diminta untuk merahasiakan percakapan ini, sebab dia menikah dengan suami orang, alangkah malangnya dirimu, padahal seandainya hanya itu keinginanmu aku akan rela untuk datang kepadamu, apa daya semua telah terjadi dan aku tidak berhak untuk lebih jauh mengurusi masalahnya, sebab dia sudah bukan seorang gadis lagi, dia bahagia dalam kebimbangan sebab suaminya sudah mempunyai anak, dia tidak menyebutkan anak suaminya berapa, mungkin dia sudah tidak sanggup lagi untuk menceritakan lebih jauh, tanpa permisi dan salam dia menghentikan ceritanya, aku tertegun dan mengurut dada, membayangkan nasibnya dikemudian hari, saat ini keluarga dan tetangganya telah menolak dan mengusir suaminya.

Teman SMA ku dulu yang cantik waktu itu tiba-tiba menelponku, menceritakan usaha barunya yang kini mulai membaik, bertukar pikiran sambil cekikikan layaknya waktu SMA dulu, kcerdasannya belum hilang, semenjak dahulu memang dia selalu ranking satu, aku kagum kepada perempuan cerdas. Dia menceritakan kehidupan rumah tangganya, tentang suaminya, tentang anak-anaknya, juga tentang kesibukannya sebagai wanita pengusaha kecil-kecilan, kembali aku kagum akan kegigihannya dalam menjalani hidup. Nomer baru dia berikan padaku yang satu operator jadi bisa ngobrol lama dengan biaya murah. hampir satu jam kami ngobrol dan tidak ada satu keputusan atau penyelesaian, semua hanya curahan hati teman lama yang lama tidak ketemu, aku jadi kangen kepada teman-teman SMA dulu, sejak 1996 tidak semua teman bisa bertemu walau setahun sekali, dan banyak yang semenjak itu belum ketemu sekalipun, kenangan indah masa SMA jadi terbayang kembali.

Sementara dalam kesendirianku, dalam ketidakberdayaanku, aku berharap dari peristiwa hari ini akan menjadi ilmu untuk kehidupaku dimasa depan, kehidupan bersama dua hati yang menjadi satu dan disatukan, bukan dua hati yang terpisah oleh ruang dan waktu, aku belajar dari pengalaman, sebab guru dalam hidup adalah pengalaman sendiri dan pengalaman orang lain, indahnya hidup dengan berbagai macam persoalan yang tidak ada satu manusiapun mampu menjawab segala pertanyaan-pertanyaan tersebut, dia terus mengalir seperti air dan bergerak dinamis aktif layaknya matahari dan planet. waktu terus bergerak, angin terus berhembus, dan selama nafas masih berhembus tidak ada kata untuk mundur mengubah keadaan, terus maju berkejaran dengan waktu dan pengalaman, untuk semuanya aku ucapkan terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar