Kamis, 06 Januari 2011

CATATAN PANJANG DARI HIDUP YANG PENDEK XII

Menyakitkan hati tapi tidak boleh membenci. Menurut saya itu kalimat yang indah, sebab tidak semua orang mampu mengaplikasikan kalimat tersebut. Setelah tersakiti hatinya atau merasa sakit oleh ucapan maupun tindakan, menahan diri untuk tidak membenci, tetap menganggap orang yang telah menyakiti adalah teman, manusia yang baik dan milik Tuhan, siapapun dia. Mencari teman gampang-gampang susah, atau susah-susah gampang, mengajak seseorang untuk menikmati kesenangan dan kegembiraan sangatlah mudah, dan orang akan berebut untuk ikut, namun mengajak seseorang untuk sekedar merasakan danprihatin akan kesusahan, tidaklah mudah, berkali-kali mereka undur diri untuk tidak terlibat, indahnya hidup.



Sesuatu yang menyakitkan terkadang datang secara tiba-tiba, tidak disengaja, meskipun ada yang disengaja dan direncanakan. Hati tidak dapat dibohongi oleh akal dan kata-kata, sakit adalah sesuatu yang misterius, dirasakan sendiri oleh orang yang merasakannya, sakit hati tidak setiap orang menangisinya dihadapan orang banyak, lebih banyak menyimpannya dalam dada sampai waktu yang begitu lama, atau sampai menemukan seseorang yang dirasa cocok untuk diberitahu akan kesakitannya, untuk tidak membencinya adalah satu hal yang rumit, tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata bahkan oleh perbuatan.



Membenci sesuatu itu mudah, semudah kita meludah. Membenci dan menyakiti senantiasa bergelut dalam hati manusia, setiap manusia memiliki kategori hal-hal untuk dibenci. Menyakiti lebih kentara lagi, dengan tindakan lebih jelas lagi, setelah dipukul akan ada sisa pukulan, warna kulit berubah, bertambah dan sakit di badan, sikap kadang bisa membuat seseorang sakit hati, walaupun sakit hati kebanyakan dikarenakan oleh ucapan kata-kata yang dianggap kasar. Peristiwa-peristiwa yang terjadi setiap hari mampu menanamkan rasa benci dan sakit hati, namun kebanyakan orang mengartikan sakit hati saat putus cinta, atau cinta dan keinginannya tertolak dan tidak diterima, sebenarnya sakit hati sangat banyak sekali, dan saya yakin anda pernah merasakan sakit hati.



Kembali kepada kalimat menyakitkan hati tapi tidak boleh membenci, sederhana, lugas dan tegas. Manusia yang pernah mengalami dan sering melakukan itu adalah Nabi Muhammad SAW, sejak dia di angkat menjadi Nabi dan Rasul, kebencian menjalar seperti jerami kering yang terbakar disiang hari, dari keluarga, tetangga sampai satu negara, namun dia tidak pernah membenci orang yang membenci dan memusuhinya, semakin dia di benci semakin rajin dia mendoakan orang yang membenci dirinya agar di beri ampunan dosa-dosanya oleh Tuhan. Kemuliaan Nabi luar biasa, di jaman sekarang jangankan untuk mendoakan orang yang membenci, untuk bersalaman memaafkan saja kadang tidak mau, dan kebenciannya bahkan ditularkan ke orang lain, semoga anda tidak termasuk ke dalam golongan ini.



Keterusterangan berjalan seiring dengan kebohongan dimanapun berada, dirumah, sekolah, bahkan ditempat ibadah sekalipun, tipis persamaannya. berterus terang setelah membuat suatu kesalahan sangat berat, lalu timbullah keinginan berbohong, menutupi kebenaran yang seharusnya orang lain tahu. Membenarkan sesuatu yang salah kerap dilakukan demi teman, keluarga dan kerja atau jabatan, banyak didi kita tidak menyadari kalau sesungguhnya telah membuat kesalahan dan menyakiti hati orang lain, ibarat air di daun keladi dia akan jatuh dan daun tetap kering, jadi mari mencoba merasakan sakit hati tapi tidak membenci, mampukah kita melakukannya. selamat mencoba.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar