Minggu, 16 Januari 2011

CATATAN PANJANG DARI HIDUP YANG PENDEK XXI

Hujan nampak belum ingin berhenti, tariannya masih indah tertiup angin, seperti goyang musik melayu, kadang seperti tarian samba, sesekali dia menari tango dan berdansa dengan awan dan burung burung yang terbang menikmati irama hujan. Mendung tiada gelap lagi, sebab sebagian airnya telah berhamburan ke bumi, hujan yang indah, menghangatkan yang sedang menikmati kehangatan, dan mendinginkan yang sedang kedinginan, terpaku aku menikmati nikmat Tuhan yang hampir setiap hari datang, tiada dapat kuhiting berapa juta kubik air yang turun saat ini, dan tidak perlu tahu sebab akan mengurangi keindahan hujan.





Hujan tetaplah hujan, kapan dan dimanapun dia mau turun terserah saja, tidak perlu memarahi hujan sebab hujan tidak layak dimusuhi, hujan sesekali mampu menghentikan pekerjaan, namun hujan suatu saat dirindukan banyak oarang, tanpa hujan dunia akan kering, tanpa hujan mahluk hidup akan kehausan, tanpa hujan sungai-sungai kering, tanpa hujan seumpama kendaraan tidak memiliki rem. hujan tidak bermasalah namun manusia mempermasalahkannya, hujan katanya membuat banjir, membuat dingin dan membuat nyawa melayang, sebuah nikmat yang di kucilkan, seakan-akan hujan tidak berguna, padahal hujan selalu saja bermanfaat untuk manusia.





menikmati hujan di siang hari sangatlah nikmat, terasa sejuk alam ini, mataharipun tiada iri akan hujan yang berlama-lama membasahi bumi, matahari tetap tersenyum diatas sana, memandangi hujan dan bercanda ria dengannya, saling menyapa bukan saling mencela. memang hujan tidak perlu permisi kepada manusia, namun manusia mengharapkan hujan permisi sebelum datang, hujan tetap hujan tak perlu minta ijin kepada manusia, tarian alam yang indah ini senantiasa menyejukkan suasana dan hati mahluk hidup di bumi. Diamanapun berada air akan mengalir ke tanah yang lebih rendah dan lapang, maka air jangan disebut banjir sebab itulah hukum alam perjalanan air, jangan salahkan hujan dan jangan tengisi dia, tersenyumlah kepada hujan karena dia kita bisa minum dengan kenyang, dan hujan menyehatkan juga menyegarkan.





Sisa-sisa hujan menggenangi jalanan yang berlubang, terlindas roda yang tak bersahabat dan menciprat mengenai pakaian dan tubuh manusia, lalu hujan dikutuk dan dimusuhi, sebenarnya bukan air hujan yang salah, orang yang berkendara dan yang ada di dekat genangan air, atau orang yang membuat jalan sehingga berlubang karena kurang perawatan, atau kita yang kurang antisipasi terhadap sisa hujan, mari menyalahkan diri sendiri karena hujan. Pelan-pelan hujan reda, tariannya berhenti namun angin masih menggodanya, hujan tersenyum pada angin dan matahari dia lalu kembali menikmati tidurnya yang tak panjang di bulan januari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar