Kamis, 06 Januari 2011

MUNGKIN

Seandainya kamu tahu akan kebohongan yang aku lakukan kepadamu, mungkin kamu akan marah besar atau kamu tidak mau bertemu denganku lagi dalam waktu yang lama. Bukan karena niat akumembohongi kamu, demi apapun sumpah aku tidak bermaksud menyakiti hatimu, awalnya mencoba daya ingat kamu akan suara dan gaya bicaraku, mengagetkan kamu tidak tahu sampai sekarang bahwa itu adalah suaraku. Apa yang kita omongkan lewat hand phone adalah separuh kejujuran tentangku, meski aku belum meyakini seratus persen, anmun dari suaramu dan keluguan tanpa beban bicaramu itu adalah kejujuran hatimu.

berbulan-bulan ini telah terjadi, sampai aku tak tahu harus bagaimana menjelaskannya apabila bertemu denganmu dan mengakui bahwa seseungguhnya itu adalah aku, orang yang kamu kenal, yang sedikit terlupakan namun kamu tidak mampu melupakannya. Apakah ini harus di biarkan terus menerus sampai kamu tahu dengan sendirinya, ataukah aku mengakui dengan jujur semua yang telah aku lakukan padamu selama ini. Curahan hatiku, hatimu dalam segitiga tetapi dua orang telah berlangsung dalam jaring samar kebohongan, kebohongan yang sedikit indah meski kadang membuat gundah.

Sampai kapan ini terjadi aku tak tahu, aku ingin secepatnya berakhir, tidak ada lagi kebohongan-kebohongan semu yang membuat hati tak menentu, tak terbayangkan apa yang akan terjadi apabila semua ini terkuak, malu aku menceritakannya, mungkin kamu akan terkaget-kaget atau langsung menangis atau langsung lari setelah mendengar semuanya, untuk sementara aku diam, mendinginkan semua agar beku dan melelh perlahan-lahan.

Kebohongan kapan waktunya akan terkuak, aku sadari itu. Sekedar minta maaf memang tidaklah cukup untuk sebuah kebohongan,menebus satu kesalahan terkadang harus mengorbankan sesuatu yang paling berharga, yaitu harga diri. Akan aku pertaruhkan semuanya agar kebohongan tidak berlanjut, berlarut-larut yang akan menjadikan benang kusut dalam kehidupan. Karena aku yang mengawali maka aku yang akan mengakhirinya, apapun yang akan terjadi terserah keputusan darimu, mungkin kamu akan kecewa, marah itu wajar. Aku menyukai kejujuranmu, maka tidak pantas aku terus menerus membohongi dirimu. Untuk berlari dibutuhkan satu langkah pertama, dan aku akan melakukannya untukmu, aku minta maaf dan terima kasih. (untuk si ngirit )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar