Selasa, 04 Januari 2011

CATATAN PANJANG DARI HIDUP YANG PENDEK VII

Bersama tentu tidak sendiri, bersama adalah proses menuju kepada sesuatu. Bersama adalah satu perjalanan, bersama dalam satu kendaraan, satu rumah, sekolah, masyarakat dan masih banyak lagi yang lainnya. Kebersamaan diawali dari sebuah rumah kemudian meluas karena pergaulan dengan manusia lainnya.



Kebersamaan ada dua macam yaitu Ghaib dan nyata. Keduanya berjalan seiring dengan arah kaki dan hati. Kebersamaan dirasakan nikmat saat hati berpaut dengan lainnya untuk mencapai tujuan yang baik, dalam menjalani kehidupan di duniakebersamaan adalah dambaan setiap manusia, kebersamaan adalah keindahan yang tak ternilai harganya.



Dari satu titik ke titik yang lain lalu menjadi garis terus bergerak sampai membentuk sebuah lingkaran, bersatu dalam kedamaian masuk ke hati, mendarah daging mengalir seperti darah dalam tubuh. Lingkaran-lingkaran kecil kebersamaan berkembang membesar semakin bulat dan padat meresap mengisi relung jiwa nan kosong menjadi bermakna.



Kebersamaan berpendar-pendar bagai cahaya, memantulkan pelangi indah berwarna warni, satu dalam keanekaragaman menyatu dalam kemesraan.Akar kebersamaan menghunjam kokoh kedalam hati, berbatang tangguh, berbunga harum, menebar segala wangi di atas bumi karena kesucian hati.



Bersama mengarungi bahtera kehidupan menghadapi gelombang dan badai, bagai karang dilautan tak bergeming diterjang gelombang, tetap berdiri kokoh, badai akan berhenti dan tidur, namun kebersamaan tetap berdiri tegak dengan kharismanya.



Riak-riak gelombang akan selalu datang, daun-daun akan kering dan berguguran tanda musim akan berganti. Bukan merubah arah angin mengahadapi riak gelombang, bukan mencabut akar pohon mencegah daun gugur, tetapi membaca dan mengikuti arah angin agar bahtera melaju sampai tujuan, menyirami dan merawat pohon agar akar tetap kuat dan daun yang gugur tergantikan, lebih banyak dan lebih hijau sehingga menjadi rimbun dan menyejukkan.



Kebersamaan terjalin sebab hati bersatu dalam keteguhan memaknai kehidupan dalam keberagaman.



Mencapai pusat titik rasa tidaklah mudah, komitmen yang kuat dan kesabaran harus berjalan beriringan seya sekata antara langkah kaki dan keteguhan hati. Isi kepala dan hati setiap orang pasti berbeda, kebersamaan adalah upaya untuk menyatukan perbedaan-perbedaan tersebut.



Tidak semua perbedaan disamakan, tetapi diseimbangkan agar perbedaan dan kesamaan berjalan seiring dan harmonis demi terwujudnya kebersamaan. Banyak jalan menuju Roma, dalam memupuk dan merawat kebersamaan akan menemui dan melewati jalan menikung, menanjak, terjal bahkan macet, dari segala jalan itulah akan samapai kepada satu tujuan yang diharapkan semua orang.



Perjalanan bisa dilalui dengan berjalan kaki, bersepeda, mobil, kereta, bahkan pesawat terbang, semua terserah dan tergantung kemampuan setiap individu, artinya bahwa dalam mencapai suatu tujuan bisa pelan dan bisa juga cepat, namun biasanya sesuatu yang cepat keindahannya kurang, terutama dalam kebersamaan. Butuh waktu yang tidak sedikit, perlu pemikiran serius tetapi santai tidak terburu-buru, sebab yang terburu-buru adalah perbuatan setan, yang terpenting adalah menjaga keteguhan hati, karena hati yang mengendalikan semua.



Kenapa bukan akal yang mengendalikan manusia, karena akal berfikir tidak fokus pada satu keyakinan dan kehendak, melainkan meloncat-loncat tidak pada satu tempat, sedangkan hati dia senantiasa seimbang dimanapun berada.



DUH GUSTI

MUGO PARINGO

ING MARGI KALERESAN

KADOS MARGINING MANUNGSO

KANG MANGGIH KANIKMATAN

SANES MARGINING MANUNGSO

KANG PADUKA LAKNATI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar